“Mungkin orang-orang melarikan diri untuk mencari tanah yang lebih subur, atau mungkin mereka memberontak terhadap para ajaw mereka,” terang Ana.
Faktor lain yang tidak diragukan lagi berkontribusi pada keruntuhan Maya adalah konflik bersenjata yang berasal dari perebutan kekuasaan.
Pertempuran menyumbat jalan dan rute perdagangan, sehingga barang-barang tersendat. Hal ini menyebabkan kelangkaan, keruntuhan ekonomi, dan migrasi penduduk secara massal.
Pada abad kesembilan, Ana menjelaskan, “terjadi peningkatan jumlah teks yang menyinggung peperangan antar kota. Berbagai panel berukir menunjukkan para jenderal yang menahan musuh. Nama-nama para penguasa yang dikalahkan ini diukir di kaki dan jubah mereka.”
Kerusuhan politik
Kota Uxmal, selama abad ke-10 telah menjadi pusat kekuasaan utama di wilayah Puuc. Namun kemudian Uxmal mengalami kemunduran yang dramatis pada abad ke-11.
Penyebab langsung dari krisis ini tampaknya adalah perluasan kota tetangga, Chichen Itza. Secara paralel, wilayah timur Puuc menjadi semakin sepi penduduk hingga akhirnya ditinggalkan sama sekali pada awal abad ke-11.
Menurut Ana, Kemunduran Uxamal atau kota-kota Maya di wilayah utara Semenanjung Yucatan, "tampaknya mencerminkan keruntuhan yang pertama."