"Sekarang kami tahu plastik ada di jaringan ini, kami melihat apa dampak metabolisme yang mungkin terjadi," kata Merrill. Untuk tahap selanjutnya dari penelitian disertasinya, Merrill akan menggunakan garis sel yang tumbuh dari jaringan ikan paus yang dibiopsi untuk menjalankan uji toksikologi terhadap partikel plastik.
Serat poliester, produk sampingan umum dari mesin cuci, adalah yang paling umum dalam sampel jaringan. Seperti halnya polietilen, yang merupakan komponen wadah minuman. Plastik biru adalah warna yang paling umum ditemukan di keempat jenis jaringan.
Sebuah makalah tahun 2022 di Nature Communications memperkirakan berdasarkan konsentrasi mikroplastik yang diketahui di lepas Pantai Pasifik California, bahwa paus biru yang makan menggunakan filter mungkin menelan 95 pon sampah plastik per hari saat menangkap makhluk kecil di kolom air. Paus dan lumba-lumba yang memangsa ikan dan organisme lain yang lebih besar juga mungkin mendapatkan akumulasi plastik pada hewan yang mereka makan, kata Merrill.
"Kami belum menghitungnya, tetapi sebagian besar mikroplastik mungkin melewati usus dan buang air besar. Namun sebagian darinya berakhir di jaringan hewan," tutur Merrill.
"Bagi saya, ini menggarisbawahi keberadaan plastik laut di mana-mana dan skala masalah ini," tegas Merrill. "Beberapa dari sampel ini berasal dari tahun 2001. Sepertinya, ini telah terjadi setidaknya selama 20 tahun."