Nationalgeographic.co.id—Di masa lalu, sake menjadi bagian dari kehidupan seorang samurai di Kekaisaran Jepang. Bahkan, sake atau alkohol dalam bentuk bubuk pun turut dibawa saat berperang.
Konon, Klan Date di Sendai dikenal sebagai pelopor pembuatan sake. Bagaimana kisahnya?
Sendai dan pengaruh Klan Date
Di Sendai, ibu kota Prefektur Miyagi utara, tanda-tanda pengaruh Klan Date tampak jelas di hampir di seluruh kota. Anda tidak perlu bersusah payah untuk menemukan beberapa tanda masa jabatan mereka sebagai penguasa lokal. Semua itu tampak dari lambang kota, miso khas Sendai, festival lokal, hingga besi di tiang lampu yang melapisi Aoba-dori.
Memang, ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat Date Masamune mendirikan Sendai sebagai kota kastelnya. Date Masamune adalah salah satu samurai dari Kekaisaran Jepang yang memiliki reputasi menakutkan.
Namun hal yang mengejutkan dari pengaruh yang bertahan lama itu ada di dunia sake. “Dalam sejarah Kekaisaran Jepang, Klan Date dikenal sebagai pelopor sake,” tulis Nyri Bakkalian di laman Unseen Japan.
Membawa seorang pembuat sake dari Edo
Keluarga Kayamori, pembuat alkohol di Kekaisaran Jepang, bertanggung jawab untuk pembuatan sake bagi Klan Date secara turun temurun.
Kayamori pertama, Mataemon, berasal dari Provinsi Yamato. Di sana dia bekerja untuk Yagyu Munenori. Munenori adalah seorang ahli pedang terkenal yang mengabdi pada Shogun Tokugawa di Kekaisaran Jepang. Selain itu, Munenori juga merupakan tuan tanah agung yang wilayah kekuasaannya berada di Provinsi Yamato.
Pada tahun 1608, saat berkunjung ke perkebunan Yagyu di Edo, Date Masamune mencicipi sake dari perkebunan Yagyu. Di antara banyak keterampilan dan hobi Masamune, dia juga seorang koki dan penikmat sake.
Masamune cukup terkesan dengan sake dari perkebunan Yagyu. Masamune meminta Munenori untuk menyediakan salah satu pembuat sake baginya. “Munenori pun mengirim Yamatoya Matagoro ke Sendai,” tambah Bakkalian.