Yamada secara singkat menyebutkan penggunaan terakhir inro-shu. “Pada Meiji 10 (1877), keturunan Kayamori pindah ke Teppo-cho. Mereka mengadakan upacara peringatan untuk leluhur mereka dan menggunakan inro-shu terakhir. Dibuat dengan mengaduknya dalam air hangat, mereka menyajikannya kepada para tamu.”
Inro-shu perlahan menghilang di era damai Kekaisaran Jepang
Inro-shu mudah dilarutkan dalam air dan mudah dibawa. Dengan sedikit bubuk, samurai bisa mendapatkan minuman beralkohol dalam jumlah besar. Hal ini menjadi kemudahan bagi samurai yang berada di medan pertempuran.
Sebagai pembuat sake yang melayani daimyo, Keluarga Kayamori pun ikut beradaptasi di era Meiji. Karena disampaikan secara lisan antar generasi, resep inro-shu pun mulai menghilang di masa damai.
Transisi Meiji yang penuh gejolak dimulai dengan kekalahan Klan Date dalam Perang Boshin dan perampingan domain berikutnya. Hal ini pun turut memengaruhi keuangan klan.
Pada akhirnya, resep inro-shu menghilang. “Hal ini menjadi salah satu korban Revolusi Meiji,” ungkap Bakkalian. Garis Kayamori, seperti sake keluarga, menghilang pada awal era Meiji.
Di Sendai, Anda masih bisa mencicipi sake biasa yang pernah diseduh untuk Klan Date. Tempat pembuatan alkohol Katsuyama terus menghasilkan “Sake Resmi Domain Sendai”. Tempat pembuatan alkohol itu didirikan oleh Keluarga Katsuyama, yang bekerja pada Klan Date atas rekomendasi Kayamori.