Perubahan Iklim, Restorasi Mangrove dan Masa Depan Masyarakat Pesisir

By Ricky Jenihansen, Rabu, 16 Agustus 2023 | 13:00 WIB
Restorasi mangrove dapat menjadi kunci menangkal dampak perubahan iklim dan juga bernilai ekonomi. (One Earth)

Nationalgeographic.co.id—Tidak dapat dimungkiri bahwa perubahan iklim saat ini telah mengubah banyak ekosistem di banyak belahan dunia. Dan dari semua masalah yang muncul, yang paling terdampak dari perubahan iklim adalah ekosistem dan masyarakat pesisir.

Oleh karena itu, UN Decade on Ecosystem atau Dekade PBB tentang Restorasi Ekosistem melakukan pendekatan langsung untuk memitigasi dampak perubahan iklim. Pendekatan inovatif dan menjadi kunci strategi mereka adalah, melakukan restorasi mangrove.

UN Decade on Ecosystem berlangsung dari tahun 2021 hingga 2030. Mirip dengan dekade internasional terkait alam lainnya, tujuannya adalah untuk mempromosikan tujuan lingkungan PBB.

Program tersebut juga memiliki tujuan khusus untuk memfasilitasi kerja sama global untuk pemulihan ekosistem yang rusak dan hancur.

Belum lama ini, UN Decade on Ecosystem memilih program “Membangun Dengan Alam” di Demak di antara 10 program unggulan PBB yang pertama. Program itu menginspirasi gerakan global yang berkembang untuk menghidupkan kembali alam.

UN Enviroment Programme (Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa) telah mencatat, bagaimana pada Hari Lahan Basah Sedunia, masyarakat di Indonesia beralih ke hutan bakau untuk melindungi masyarakat pesisir dari naiknya air laut dan badai yang lebih hebat.

Di sebuah desa di Pulau Jawa, Indonesia, delapan pria memegang gergaji dan parang dengan ketelitian yang terlatih. Mereka menyiapkan tiang bambu panjang yang akan mereka gunakan untuk mempertahankan komunitas mereka dari dampak perubahan iklim.

Masyarakat pesisir ini berjuang melawan erosi dan naiknya permukaan air laut yang telah menelan tanah yang luas di sepanjang pantai utara Jawa, termasuk di kabupaten asal mereka di Demak. Kunci strategi mereka adalah merestorasi manggrove.

Komunitas nelayan di Kabupaten Demak Indonesia telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir di tengah naiknya permukaan air laut. (UNEP/Nathanial Brown)

“Untuk melakukan ini, kami membuat perangkap sedimen dari bambu dan jaring setempat,” jelas Ahmad Busro, tokoh masyarakat, saat tiang-tiang menumpuk di belakangnya.

“Harapannya, dengan terkumpulnya sedimen yang cukup, benih-benih yang terlepas secara alami dari mangrove dapat mengendap dan tumbuh.”

Pendekatan inovatif untuk restorasi mangrove ini merupakan bagian dari upaya multipel yang dipelopori oleh Wetlands International. Upaya mereka memanfaatkan kekuatan alam agar bermanfaat bagi manusia dan alam.