Pembantaian Ribuan Biksu Kekaisaran Jepang Menolak Panglima Perang

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 19 Agustus 2023 | 13:00 WIB
Pengepungan Gunung Hiei, sebuah peristiwa penting dalam periode Sengoku Kekaisaran Jepang dipimpin oleh panglima perang ambisius mengakibatkan ribuan biksu mati. (Historyskills)

Dia juga menunjukkan kesediaan untuk merangkul teknologi asing, khususnya senjata api, yang memainkan peran penting dalam keberhasilan militernya.

Salah satu kebijakan Nobunaga yang paling menonjol adalah pendekatannya terhadap agama. Tidak seperti banyak orang sezamannya, Nobunaga relatif toleran terhadap agama Kristen, melihatnya sebagai penyeimbang potensial terhadap institusi Buddhis yang kuat yang mendominasi Jepang.

Sikap ini, bagaimanapun, tidak berlaku untuk biksu prajurit Gunung Hiei, yang kekuatan militer dan campur tangan politiknya merupakan tantangan langsung terhadap otoritasnya.

Konflik Nobunaga dengan Para Biksu Prajurit

Naiknya Oda Nobunaga ke tampuk kekuasaan dan ambisinya untuk menyatukan Jepang di bawah pemerintahannya membawanya ke dalam konflik dengan sōhei.

Nobunaga melihat para biksu yang otonom dan kuat secara militer sebagai ancaman langsung terhadap otoritasnya.

Para biksu prajurit memandang kekuatan Nobunaga yang tumbuh dan toleransinya terhadap agama Kristen dengan kecurigaan dan permusuhan.

Konflik antara Nobunaga dan sōhei meningkat seiring waktu. Ada contoh sōhei berpihak pada musuh Nobunaga atau secara langsung melawan pasukannya.

Nobunaga, pada gilirannya, menanggapi dengan kekuatan, yang menyebabkan serangkaian pertempuran kecil dan pertempuran.

Ketegangan antara kedua pihak terus berkembang, berpuncak pada keputusan Nobunaga untuk melancarkan serangan besar-besaran di Gunung Hiei, jantung kekuatan sōhei.

Pengepungan Gunung Hiei

Pada tahun 1571, Oda Nobunaga telah mengkonsolidasikan kekuatannya di Jepang tengah dan siap untuk menetralisir ancaman yang ditimbulkan oleh para biksu prajurit Gunung Hiei.