Menurut The Fall of Troy karya Quintus Smyrnaeus, Cassandra meramalkan bahwa ada prajurit Yunani yang bersembunyi di dalam kuda kayu. Ia memperingatkan prajurit Troya. Lagi-lagi, tidak ada yang percaya pada wanita malang itu.
“Orang Troya bahkan melontarkan berbagai penghinaan pada putri raja itu,” tambah Mingren.
Pada akhirnya, penolakan untuk mempercayai Cassandra mengakibatkan kehancuran Troya. Ironisnya, Apollo, yang mengutuk Cassandra, adalah salah satu dewa yang berperang di pihak Troya.
Nasib buruk terus mengintai Cassandra
Setelah kejatuhan Troya, Cassandra diculik oleh Ajax. Ia diseret dan disiksa di kuil Athena. Tindakan Ajax membuat murka Dewi Athena. Akhirnya, sang dewi memutuskan untuk menghukum Ajax dan semua orang Yunani.
Dengan bantuan Dewa Poseidon, para prajurit Yunani terus menghadapi kesulitan dalam perjalanan pulangnya.
Athena juga memperoleh izin dari Zeus untuk menggunakan petirnya di kapal-kapal Yunani. Sementara Zeus sendiri berjanji untuk mengirim badai melawan mereka.
Dalam salah satu badai ini, Athena menghancurkan kapal Ajax dengan sambaran petir. Meski demikian, dengan bantuan Poseidon, Ajax berhasil berenang menuju batu.
Menurut Odyssey, begitu dia aman, Ajax mulai membual bahwa para dewa pun tidak bisa menenggelamkannya. Hal ini membuat Poseidon marah, yang membelah batu tempat Ajax berada dengan trisulanya. Ajax jatuh ke laut dan tenggelam.
Lalu bagaimana dengan Cassandra? Ia diserahkan untuk dijadikan selir Agamemnon, raja Mycenae. Sang raja telah memimpin pasukan Yunani selama Perang Troya. Alih-alih menjadi selir, Cassandra justru dijadikan sebagai budak.
Cassandra mencoba memperingatkannya bahwa dia telah melihat masa depan. Dan jika mereka kembali ke Mycenae, mereka berdua akan mati. Namun tidak ada yang percaya pada ramalannya.
Agamemnon mengabaikan peringatannya, mereka kembali ke Mycenae dan saat dia pergi berperang di Troya. Istri Agamemnon, Clytemnestra, berkomplot dengan kekasihnya untuk membunuh raja ketika kembali. Sekali lagi, ramalan Cassandra menjadi kenyataan dan Agamemnon dibunuh.
Sebagai sosok tragis dalam mitologi Yunani, Cassandra dari Troya pasrah dengan nasibnya. Setelah seumur hidup melakukan ramalan yang sia-sia, dia tidak mencoba melarikan diri. Akibatnya, dia pun dibunuh oleh Clytemnestra dan kekasihnya.
Dalam Odyssey, pembunuhan Agamemnon diceritakan oleh raja yang telah meninggal itu sendiri kepada Odysseus selama perjalanannya ke Dunia Bawah.
Berbeda dengan Agamemnon, Cassandra diyakini dikirim ke Elysian Fields setelah kematiannya. Dia bisa masuk ke tempat yang diberkati ini berkat kesalehannya dan dedikasinya kepada para dewa selama hidupnya. Tampaknya nasib buruk hanya mengikutinya di dunia kehidupan saja.