Kisah Cassandra dari Troya yang Menolak Cinta Dewa di Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Rabu, 23 Agustus 2023 | 17:10 WIB
Dalam mitologi Yunani, Cassandra adalah putri Troya yang hidup pada era Perang Troya. Oleh Dewa Apollo, ia diberi kemampuan untuk meramal. Namun, karena menolak cinta sang dewa, berkah pun berubah menjadi kutukan. (Evelyn De Morgan)

Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani, Cassandra adalah putri Troya yang hidup di era Perang Troya. Oleh Dewa Apollo, ia diberi kemampuan untuk meramal. Namun, karena menolak cinta sang dewa, berkah pun berubah menjadi kutukan. Kelak, tidak ada yang percaya pada ramalannya. Hal itu membuatnya tidak berdaya untuk menghentikan nasib buruk.

Pengabaian terhadap ramalan Cassandra mengakibatkan tragedi menimpa orang-orang di sekitarnya dan nasib buruk bagi Cassandra sendiri.

Cassandra dari Troya dan Murka Apollo dalam mitologi Yunani

Cassandra adalah putri Priam, raja Troya, dan istrinya, Hecuba. Menurut mitologi Yunani, Priam memiliki banyak anak, namun Cassandra adalah putrinya yang paling terkenal.

Cassandra memiliki saudara kembar, Helenus. Seperti saudara perempuannya, Helenus juga memiliki karunia bernubuat. Tapi berbeda dengan Cassandra, ramalan Helenus dipercaya. Ironisnya, mungkin ramalan Helenus akan membantu Yunani memenangkan Perang Troya.

Selain itu, nasib Helenus setelah perang bertolak belakang dengan nasib Cassandra. Helenus akhirnya menjadi raja di Yunani.

Cassandra mendapat anugerah dari Dewa Apollo

“Menurut versi mitos yang paling populer, Cassandra memperoleh kemampuan kenabiannya dari Apollo,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.

Cassandra dari Troya dikatakan sebagai putri Priam yang paling cantik. Karena itu, ia menerima banyak pelamar, baik yang fana maupun yang abadi. Salah satu dewa yang tertarik dengan kecantikan Cassandra adalah Apollo.

Dalam mitologi Yunani, sang dewa dikisahkan berupaya untuk mendapatkan cinta Cassandra. Apollo menawari Cassandra anugerah meramal. Sebagai gantinya, Apollo mengharapkan cinta dari putri Troya itu.

Tentu saja, Cassandra menerima berkat dari sang dewa. Namun di saat yang sama, cinta Apollo ditolaknya. Hal tersebut membuat sang dewa murka. Apakah ia menarik kembali anugerah yang telah diberikannya pada Cassandra? Alih-alih menghilangkan kemampuan Cassandra, Apollo justru memberikan kutukan.

Akibat kutukan ini, ramalan Cassandra akan diabaikan oleh orang-orang. Meskipun Cassandra dapat melihat hal-hal buruk yang akan terjadi di masa depan, dia tidak berdaya untuk melakukan apa pun. Pasalnya, tidak ada yang mempercayainya ramalannya.

Konsekuensi Kutukan Apollo pada Cassandra dari Troy

Kutukan Apollo menimbulkan konsekuensi yang mengerikan tidak hanya bagi Cassandra, tetapi juga pada seluruh Troya.

Dalam mitologi Yunani, ada kisah saat saudara laki-lakinya lahir, Cassandra meramalkan dia akan menyebabkan kehancuran Troya. Saudara laki-lakinya itu diberi nama Paris.

Cassandra memperingatkan keluarganya dan mendesak mereka untuk membunuh bayi itu. Karena kutukan Apollo, tidak ada yang mempercayai Cassandra.

Tapi, sebelum Paris lahir, ibunya bermimpi. Dalam mimpinya, Hecuba melahirkan api. Dari api itu, muncul banyak ular. Aesacus, salah satu saudara tiri Cassandra, mampu menafsirkan mimpi tersebut.

Aesacus mengatakan hal yang sama persis dengan Cassandra, bahwa Paris akan menyebabkan jatuhnya Troya. Rakyat mempercayai Aesacus. Tapi Paris selamat dari cobaan dan menjadi seorang gembala.

Akhirnya, Cassandra-lah yang mengenali Paris ketika ia dewasa. Hal tersebut memungkinkannya kembali ke istana kerajaan di Troya dan diakui oleh Priam sebagai putranya. Hal ini agak ironis. Pasalnya, Cassandra yang menganjurkan agar Paris dibunuh saat masih bayi. Di sisi lain, ia juga yang membawa Paris kembali ke istana.

Cassandra memiliki kesempatan kedua untuk mencegah Troya dihancurkan. Ketika Paris hendak berlayar ke Sparta, Cassandra mendesaknya untuk tidak pergi. Ia meramalkan bahwa Paris akan membawa kembali kematian dan kehancuran. Seperti sebelumnya, tidak ada yang mengindahkan ramalan Cassandra.

Paris pergi ke Sparta dengan tujuan membawa pulang Helen. Helen terkenal sebagai wanita tercantik di dunia, tetapi juga istri Menelaus, Raja Sparta.

Paris berhasil membawa Helen ke Troya dan disambut dengan gembira oleh rakyat. Namun, hal itulah yang menjadi penyebab perang panjang antara Troya dan Sparta. Ramalan Cassandra pun terbukti.

Cassandra meramalkan Perang Troya dalam mitologi Yunani

Pada waktunya, orang Yunani tiba untuk bertempur di bawah tembok Troya selama 10 tahun. Odysseus menemukan tipu muslihat Kuda Troya dan memberikan kemenangan bagi orang Yunani.

Menurut The Fall of Troy karya Quintus Smyrnaeus, Cassandra meramalkan bahwa ada prajurit Yunani yang bersembunyi di dalam kuda kayu. Ia memperingatkan prajurit Troya. Lagi-lagi, tidak ada yang percaya pada wanita malang itu.

“Orang Troya bahkan melontarkan berbagai penghinaan pada putri raja itu,” tambah Mingren.

Menurut The Fall of Troy karya Quintus Smyrnaeus, Cassandra meramalkan bahwa ada prajurit Yunani yang bersembunyi di dalam kuda kayu. Ia memperingatkan prajurit Troya. Lagi-lagi, tidak ada yang percaya pada wanita malang itu. (Jorge Láscar/Wikimedia Commons)

Pada akhirnya, penolakan untuk mempercayai Cassandra mengakibatkan kehancuran Troya. Ironisnya, Apollo, yang mengutuk Cassandra, adalah salah satu dewa yang berperang di pihak Troya.

Nasib buruk terus mengintai Cassandra

Setelah kejatuhan Troya, Cassandra diculik oleh Ajax. Ia diseret dan disiksa di kuil Athena. Tindakan Ajax membuat murka Dewi Athena. Akhirnya, sang dewi memutuskan untuk menghukum Ajax dan semua orang Yunani.

Dengan bantuan Dewa Poseidon, para prajurit Yunani terus menghadapi kesulitan dalam perjalanan pulangnya.

Athena juga memperoleh izin dari Zeus untuk menggunakan petirnya di kapal-kapal Yunani. Sementara Zeus sendiri berjanji untuk mengirim badai melawan mereka.

Dalam salah satu badai ini, Athena menghancurkan kapal Ajax dengan sambaran petir. Meski demikian, dengan bantuan Poseidon, Ajax berhasil berenang menuju batu.

Menurut Odyssey, begitu dia aman, Ajax mulai membual bahwa para dewa pun tidak bisa menenggelamkannya. Hal ini membuat Poseidon marah, yang membelah batu tempat Ajax berada dengan trisulanya. Ajax jatuh ke laut dan tenggelam.

Lalu bagaimana dengan Cassandra? Ia diserahkan untuk dijadikan selir Agamemnon, raja Mycenae. Sang raja telah memimpin pasukan Yunani selama Perang Troya. Alih-alih menjadi selir, Cassandra justru dijadikan sebagai budak.

Cassandra mencoba memperingatkannya bahwa dia telah melihat masa depan. Dan jika mereka kembali ke Mycenae, mereka berdua akan mati. Namun tidak ada yang percaya pada ramalannya.

Agamemnon mengabaikan peringatannya, mereka kembali ke Mycenae dan saat dia pergi berperang di Troya. Istri Agamemnon, Clytemnestra, berkomplot dengan kekasihnya untuk membunuh raja ketika kembali. Sekali lagi, ramalan Cassandra menjadi kenyataan dan Agamemnon dibunuh.

Sebagai sosok tragis dalam mitologi Yunani, Cassandra dari Troya pasrah dengan nasibnya. Setelah seumur hidup melakukan ramalan yang sia-sia, dia tidak mencoba melarikan diri. Akibatnya, dia pun dibunuh oleh Clytemnestra dan kekasihnya.

Dalam Odyssey, pembunuhan Agamemnon diceritakan oleh raja yang telah meninggal itu sendiri kepada Odysseus selama perjalanannya ke Dunia Bawah.

Berbeda dengan Agamemnon, Cassandra diyakini dikirim ke Elysian Fields setelah kematiannya. Dia bisa masuk ke tempat yang diberkati ini berkat kesalehannya dan dedikasinya kepada para dewa selama hidupnya. Tampaknya nasib buruk hanya mengikutinya di dunia kehidupan saja.