Dalam Perdebatan Antroposen, Polusi Udara Lima Ratus Tahun Lalu

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Selasa, 22 Agustus 2023 | 09:00 WIB
Ledakan produksi industri perak di kota pertambangan Potosí, Bolivia Selatan menyumbang polusi udara beracun. Sekarang menjadi situs Warisan UNESCO. (Danielle Peirera)

Awan debu dan asap tebal dibawa sejauh 800 kilometer dari Potosí ke tudung es Quelccaya di pegunungan Andes. Tudung es Quelccaya di pegunungan Andes Peru adalah tudung es tropis terbesar di dunia.

Para ahli mempelajari sampel inti es di Peru telah menemukan berbagai elemen jejak yang menunjukkan bahwa penambangan kolonial Spanyol menyebabkan polusi udara beracun di Amerika Selatan sekitar 240 tahun sebelum Revolusi Industri.

Sampel inti es, yang diambil dari tudung es Quelccaya di Peru pada tahun 2003 dianalisis untuk membuat catatan data iklim dan lingkungan regional. Paolo Gabrielli dari Ohio State University dan rekan-rekannya menggunakan sampel ini untuk melacak metalurgi dan pertambangan kuno di Amerika Selatan dari tahun 798 hingga 1989.

New Republic melaporkan bahwa Kekaisaran Inca yang luas memiliki teknologi penambangan yang melibatkan peleburan logam dalam tungku tanah liat kecil yang disebut huyara. Walau prosesnya dinilai sangat tidak efisien, tetapi dampak polusi udara yang diakibatkan hanya pada lingkungan setempat.

Temuan baru-baru ini merupakan bukti awal penyebaran polusi udara yang disebabkan oleh manusia di Amerika Selatan. Antroposen, istilah yang biasa disebut oleh para ilmuwan sebagai era di mana aktivitas manusia memiliki dampak yang signifikan terhadap ekosistem bumi.

Peristiwa polusi udara akibat pertambangan besar-besaran ini diniliai para ilmuwan merupakan aktivitas yang memiliki pengaruh pada alam paling awal. Namun hal ini masih menjadi perdebatan, beberapa merujuk pada revolusi industri pada akhir abad ke-18 dan yang lainnya mengatakan ekosistem bumi sudah terdampak sejak 15.000 tahun yang lalu, sejak penggunaan pertanian dan teknologi.

"Sampai sekarang, apa yang kita ketahui tentang polusi udara pra-industri terbatas di Belahan Bumi Utara," kata Paolo Gabrielli.