Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani, para dewa kerap mengutuk manusia yang tidak menghormati mereka. Salah satu kisah yang terkenal adalah kutukan Dewa Poseidon pada Odysseus, pahlawan dalam Perang Troya.
Siapa Odysseus dalam mitologi Yunani?
Odysseus adalah raja Ithaca yang menikah dengan seorang wanita bernama Penelope. Pasangan itu memiliki seorang putra, Telemakus. Sebagai raja, ia turut berperang melawan Troya dalam Perang Troya dalam mitologi Yunani.
“Dengan inspirasi ilahi dari Athena, Odysseus mendapatkan ide cemerlang tentang kuda kayu,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia. Dia menyuruh tukang kayu membuat kuda besar yang bisa menyembunyikan sejumlah tentara Yunani.
Ide tersebut muncul di benaknya setelah 10 tahun berperang. Odysseus dan prajurit Yunani kemudian keluar dari dalam kuda, membuka gerbang kota, dan tentara Yunani mengalahkan Troya. Para prajurit Yunani itu juga mencemarkan kuil dan tanpa ampun membantai semua orang.
Setelah kehancuran Troya, Odysseus dan anak buahnya meninggalkan Troya tanpa memberikan rasa hormat yang pantas kepada Poseidon. Untuk ini, Poseidon menghukum Odysseus dengan perjalanan pulang ke Ithaca selama 10 tahun. Penghinaan lebih lanjut terhadap Poseidon mempersulit perjalanan ini.
Odysseus mengalami perjalanan berliku-liku dan kesialan bertubi-tubi seperti yang diceritakan dalam Odyssey karya Homer. Kisah Odysseus ini merupakan salah satu kisah yang terkenal dalam mitologi Yunani.
Perjalanan panjang Odysseus untuk kembali ke kampung halaman
Selama 10 tahun, sang pahlawan singgah di banyak pelabuhan. Sebagian penduduk menerima mereka dengan tangan terbuka.
Perhentian pertama adalah Pulau Kikones. Di pulau itu, Dewa Apollo memberi sang pahlawan 12 botol anggur.
Kemudian, karena dilanda badai, Odysseus dan armadanya terdampar di tepi pantai Lotus Eaters. Di pantai itu, ia ditawari tanaman yang bisa menyebabkan seseorang melupakan kampung halamannya bila dikonsumsi. Ia menolak tawaran keramahtamahan mereka dan segera melanjutkan perjalanannya dari pantai itu.
Perhentian berikutnya adalah pulau Cyclops - raksasa bermata satu - yang hidup dengan damai menggembalakan dombanya. Sialnya, Odysseus bertemu dengan Cyclops Polyphemos pemakan manusia, putra Dewa Poseidon.