Kejatuhan Romawi Barat Jadi Awal Terbentuknya Kekaisaran Romawi Suci

By Sysilia Tanhati, Selasa, 29 Agustus 2023 | 15:12 WIB
Jatuhnya Kekaisaran Romawi pada tahun 476 meninggalkan keretakan besar di Eropa Barat. Pada akhirnya, hal tersebut membuka jalan bagi terbentuknya Kekaisaran Romawi Suci. (Ary Scheffer/ Chateau Versailles)

Lahirnya sang penguasa

Tempat kelahiran Charlemagne yang sebenarnya tidak diketahui. Para sejarawan umumnya sepakat bahwa itu adalah Liège di Belgia saat ini atau Aachen di Jerman saat ini. Demikian pula, sedikit yang diketahui tentang masa kecilnya. Dia kemungkinan besar dididik dalam bidang politik, bahasa, dan militer.

Yang diketahui adalah bahwa Pepin meninggal pada tahun 768, dan pemerintahan Charlemagne pun dimulai. Sebagai penerus, Charlemagne mewarisi wilayah yang terbentang dari Prancis modern hingga Belanda dan sebagian Jerman bagian barat.

Charlemagne memiliki tujuan untuk menyatukan seluruh bangsa Jerman menjadi satu kerajaan dan mengubah rakyatnya menjadi Katolik. Untuk mencapai tujuannya, ia memulai serangkaian pertempuran militer. Ada lebih dari 50 pertempuran yang sebagian besar dipimpinnya.

Segera setelah menjadi raja, ia menaklukkan sebagian besar daratan Eropa. Termasuk suku Lombardia (di Italia utara), suku Avar (sekelompok pengembara Asia di Austria dan Hungaria modern), dan suku Bavaria.

Namun, dibutuhkan waktu 3 dekade untuk menang melawan Saxon, suku penyembah berhala di Jerman. “Puncaknya terjadi pada Pembantaian Verden pada tahun 782,” tambah Onion. Pada peristiwa itu, Charlemagne diduga membantai kematian sekitar 4.500 orang Saxon yang menolak menganut agama Katolik.

Seorang kaisar baru di Kekaisaran Romawi Suci

Pengabdian Charlemagne terhadap agama Katolik—dan perlindungannya terhadap para paus—diakui pada Hari Natal tahun 800. Saat itu, Paus Leo III menobatkannya sebagai Kaisar Romawi di Basilika Santo Petrus di Roma.

Charlemagne merupakan kaisar pertama yang memerintah Eropa sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi. Meskipun Charlemagne tidak memiliki wilayah luas, penobatannya menciptakan sebuah konfederasi yang bertahan selama 1.000 tahun—Kekaisaran Romawi Suci.

Pengabdian Charlemagne terhadap agama Katolik—dan perlindungannya terhadap para paus—diakui pada Hari Natal tahun 800. Saat itu, Paus Leo III menobatkannya sebagai Kaisar Romawi di Basilika Santo Petrus di Roma. (Florian B. Gutsch)

Banyak sejarawan memuji Charlemagne karena menyebarkan agama Katolik di wilayah-wilayah yang dulunya kafir. Pemerintahan Charlemagne membawa budaya dan homogenitas yang sama ke suku-suku yang berbeda.

Begitu hebatnya dia, para penguasa Kekaisaran Bizantium secara resmi mengakuinya sebagai kaisar Romawi Barat yang sebenarnya. Ia dipandang sebagai pewaris Romawi klasik dan pembela iman Katolik.