Kejatuhan Romawi Barat Jadi Awal Terbentuknya Kekaisaran Romawi Suci

By Sysilia Tanhati, Selasa, 29 Agustus 2023 | 15:12 WIB
Jatuhnya Kekaisaran Romawi pada tahun 476 meninggalkan keretakan besar di Eropa Barat. Pada akhirnya, hal tersebut membuka jalan bagi terbentuknya Kekaisaran Romawi Suci. (Ary Scheffer/ Chateau Versailles)

Renaisans Karoling

Sebagai pemimpin Kekaisaran Romawi Suci, Charlemagne melembagakan reformasi budaya, ekonomi, dan agama. Ia pun membawa perubahan.

Penguasa baru itu menghargai ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, serta meningkatkan literasi budaya masyarakatnya. Ia memperluas dan mempromosikan pembelajaran yang awalnya berasal dari Kekaisaran Romawi.

Dia mendorong sekolah di seluruh kerajaan dalam bahasa Latin aslinya. Dia adalah pendukung kuat huruf kecil Carolingian, suatu bentuk tulisan standar yang menjadi dasar alfabet cetak Eropa modern.

Charlemagne melakukan reformasi ekonomi besar-besaran. Contohnya adalah penggunaan mata uang perak yang sama di seluruh Eropa dan memfasilitasi perdagangan lintas batas. Wilayah-wilayah yang dulunya saling berseberangan kini dihubungkan oleh jaringan perdagangan yang damai. Mereka pun dapat berkomunikasi satu sama lain. Benua ini kian berkembang.

Memerintah dari kampung halamannya

Charlemagne memerintah dari sejumlah kota di seluruh kekaisarannya, namun pusat pemerintahannya di Aachen, di Jerman saat ini. Meski lebih kecil jika dibandingkan dengan banyak kota penting di Eropa, Aachen berkembang menjadi pusat peradaban baru.

Dia membangun sebuah istana dan katedral di sana. Tidak ada biaya yang dikeluarkan dalam desain dan konstruksi. Istananya memiliki sekolah yang merekrut guru-guru terbaik di negerinya.

Hanya sedikit dari bangunan ini yang tersisa hingga saat ini. Salah satunya adalah Kapel Palatine, bagian dari Katedral Aachen. Kapel itu menjadi contoh gaya Carolingian.

Akhir dari sebuah dinasti

Pada tahun terakhir pemerintahannya, Charlemagne menobatkan putranya, Louis, sebagai rekan kaisar. Ketika Charlemagne meninggal pada tahun 814, Louis menjadi kaisar tunggal. Hal itu mengakhiri pemerintahan lebih dari 4 dekade.

Namun kekaisaran Charlemagne tidak memiliki infrastruktur untuk bertahan hidup. Louis memegang kekuasaan sampai tahun 840. Sebagai penerus ayahnya, ia tidak memiliki keterampilan sebagai negarawan dan tentara. Alhasil, kekaisarannya pun hancur berkeping-keping.

Tetapi tidak semuanya hilang. Meskipun berumur pendek, bangsa Carolingian di bawah pemerintahan Charlemagne memicu kelahiran kembali budaya Eropa.