Warisan Kekaisaran Jepang, Mampukah Kombucha Tangkal Radiasi Nuklir?

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Jumat, 1 September 2023 | 17:40 WIB
Minuman kesehatan Kombucha yang dipopulerkan Kekaisaran Jepang, dapat membantu melawan efek paparan radiasi ringan. (iloliloli)

Pada tahun 200 SM, khasiat penyembuhan teh telah menjadi legenda. Versi pertama minuman kesehatan yang diyakini sebagai kombucha diciptakan pada masa dinasti Qin untuk kaisar Qin Shi Huangdi. Hal ini sangat dihargai sehingga dikenal sebagai “ramuan kehidupan” dan “teh keabadian”. Qin Shi Huangdi percaya bahwa meminum teh membuatnya awet muda.

Kombucha, meski berasal dari Tiongkok memiliki nama khas Jepang. Bukan tanpa alasan, pasalnya Kekaisaran Jepang memiliki pengaruh signifikan  dalam mempopulerkan minuman teh fermentasi ini. Meskipun ketika ditelusuri akar sejarah kombucha berasal dari Kekaisaran Tiongkok kuno, melalui budaya dan tradisi Kekaisaran Jepang kombucha mendapatkan pengakuan dan popularitas di dunia modern.

Kombucha kemungkinan pertama kali dibawa ke Jepang sekitar tahun 400 Masehi, oleh seorang pria Korea bernama Dr. Kombu. Dia mempersembahkan minuman tersebut kepada Kekaisaran Jepang Inyoko, yang menikmatinya dan memperhatikan manfaat kesehatannya.

Hasilnya, teh menjadi populer di seluruh Kekaisaran Jepang, dan mendapatkan namanya dari Dr. Kombu, dan akhiran “cha” yang merupakan kata dalam bahasa Jepang untuk teh.

Kisah lain menceritakan tentang seorang dokter Korea pada tahun 415 Masehi merawat Kaisar Jepang Inyoko dengan teh khusus. Catatan kuno tertua yang tersimpan di Kekaisaran Jepang menyebutkan sejarah awal Kekaisaran Jepang Kojiki. Catatan itu menuliskan utusan dari negara Korea kuno Silla yang sangat ahli dalam bidang medis menyembuhkan penyakit Kaisar tetapi namanya bukan Kombu. Diucapkan dalam bahasa Korea "Kim Mu" atau "Kon Mu" dalam bahasa Jepang.

Istilah "kombucha" sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang: "kōcha" yang berarti teh hitam, dan "bancha" yang mengacu pada teh hijau. Kombinasi ini mencerminkan metode tradisional dalam menyeduh kombucha menggunakan campuran teh hitam dan hijau.

Perlu dicatat bahwa Jepang memiliki sejarah yang kaya dalam praktik fermentasi dan memberikan apresiasi terhadap pengobatan alami. Teh menjadi populer di kalangan Samurai yang meminumnya untuk meningkatkan kekuatan dan energi sebelum berperang. Latar belakang budaya ini kemungkinan besar berperan dalam memperkenalkan kombucha ke khalayak yang lebih luas di luar Asia.

Saat ini, kombucha telah menjadi fenomena global, dinikmati oleh masyarakat di seluruh dunia karena rasanya yang unik dan potensi manfaat kesehatannya. Nama khas Jepang mengingatkan akan beragam pengaruh yang membentuk tradisi kuliner Asia.

Pada tahun 1990-an beberapa orang mengklaim bahwa minuman tersebut sangat istimewa sehingga pasti berasal dari luar bumi.

Kemungkinan besar kombucha diperkenalkan ke Rusia pada akhir abad ke-19 ketika tentara dari Tiongkok, Jepang, Korea, dan Rusia terlibat dalam konflik teritorial yang berdampak samping berupa pencampuran praktik budaya.

Akibatnya pada tahun 1900-an kombucha mulai diseduh di berbagai wilayah, termasuk sebagian besar wilayah Rusia dan digunakan oleh banyak orang sebagai obat tradisional.

Dilansir dari Ancient Origin, Kombucha menyebar lebih jauh ke Eropa selama Perang Dunia Pertama ketika seorang ilmuwan Jerman, Dr. Rudolf Sklenar menyaksikan petani Rusia menggunakan kombucha untuk membantu tentara yang terluka.