“Mereka meninggalkan pengepungan bawah tanah itu,” komentar singkat Polyaenus.
Tapi kenapa orang Ambracia membakar bulu ayam? Ternyata bulu ayam mengandung sistein, asam amino sulfat. Pembakaran bulu ayam melepaskan sulfur dioksida, jenis gas yang sama yang digunakan oleh bangsa Sparta di Plataea dan Boeotian di Delium.
Tentu saja orang Ambracia tidak mengetahui penjelasan ilmiahnya. Mereka hanya tahu bahwa pembakaran bulu ayam menghasilkan efek racun yang sangat besar, terutama di dalam terowongan.
Dalam budaya yang menghargai keberanian dan kemahiran militer, racun sering dianggap sebagai senjata seorang pengecut. Meskipun ada anggapan umum bahwa senjata biologi dan kimia tidak adil, namun hal tersebut dianggap normal dalam kondisi tertentu.
Para jenderal memerintahkan serangan biokimia karena frustrasi dengan pengepungan yang lama dan buntu. Racun juga digunakan untuk menghindari korban jiwa dan ketidakpastian pertarungan yang adil.
Penggunaan racun sebagai senjata dalam pertempuran dan perang terus berlanjut hingga kini.