GPS Collar, Solusi Mutakhir untuk Mitigasi Interaksi Negatif Manusia dan Gajah

By Lastboy Tahara Sinaga, Kamis, 7 September 2023 | 13:39 WIB
Ketua Rimba Satwa Foundation (RSF), Zhulhusni Syukri (40), membawa GPS Collar yang dilingkarkan di pundaknya. Perangkat itu digunakan untuk memantau keberadaan gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) di alam liar. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

“Gajah sebelum datang ke kampung kita, dia sudah melewati kampung lain. Nah, kita kan dengar kabar. Kalau sudah ada di Desa Bencah Umbai, KM 85, kalau ke Lubuk Umbut itu berarti [tibanya] hitungan menit,” terangnya.

Cara lain mengetahui kedatangan gajah adalah mendengar atau melihat letusan mercon di langit. Sebab, saat itu, kualitas sinyal telepon atau internet di desa masih kurang baik. “Kode kita hanya mercon. Tembakkan ke atas, kita langsung meluncur ke arah suara tadi,” ungkapnya.

Kini, seiring dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi di desa, informasi kedatangan gajah dengan GPS Collar semakin mudah. Saat tim RSF mendeteksi gajah akan masuk ke permukiman atau kebun, mereka akan mengirimkan informasi tersebut kepada warga melalui grup WhatsApp. Kelebihan GPS Collar tak hanya sebagai peringatan dini, tetapi juga keakuratannya karena disertai informasi titik keberadaan gajah.

Status konservasi gajah sumatra berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 termasuk satwa dilindungi. Sedangkan berdasarkan IUCN statusnya termasuk ke dalam kategori Critically Endangered (CR), yang artinya berisiko punah dalam waktu dekat.