Menurut Hesiod, ibu Chimera adalah “dia” yang tidak dikenal, yang mungkin merujuk pada Echidna. Dalam hal ini, ayahnya mungkin adalah Typhon, meskipun mungkin Hydra atau bahkan Ceto lah yang dimaksud.
Homer memberikan gambaran tentang Chimera dalam Iliad, dengan mengatakan bahwa “dia berasal dari dewa, bukan manusia, di bagian depan adalah seekor singa, di belakang adalah seekor ular, dan di tengah-tengah adalah seekor kambing yang menghembuskan nafas api.”
Baik Hesiod maupun Apollodorus memberikan gambaran serupa. Makhluk berkepala tiga, dengan singa di depan, kambing yang bernapas api di tengah, dan ular di belakang.
Menurut Homer, Dewi Chimera adalah “kutukan bagi banyak orang. Seperti diceritakan dalam Iliad, pahlawan Bellerophon yang diperintahkan oleh raja Lycia untuk membunuh Chimera, malah membunuh Bellerophon.
Namun, sang pahlawan, yang percaya pada tanda-tanda para dewa, berhasil membunuh Chimera. Hesiod menambahkan bahwa Bellerophon mendapat bantuan dalam membunuh Chimera, dengan mengatakan "dialah yang membunuh Pegasus dan bangsawan Bellerophon."
Dari mitologi Yunani ini, istilah chimera erat dengan penggambaran makhluk mitos yang bagian tubuhnya diambil dari berbagai hewan. Bagian-bagiannya sangat berbeda, atau dianggap sangat imajinatif, tidak masuk akal, atau memesona.
Sementara di era modern, legenda dewi Chimera terbukti sangat berpengaruh, bahkan sampai masuk ke dalam bahasa ilmiah modern. Dalam dunia ilmiah, “chimera” sekarang mengacu pada makhluk apa pun yang memiliki dua set DNA.