Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani telah memberikan dampak mendalam pada berbagai budaya di seluruh dunia. Namun, secara mengejutkan, cerita rakyat dan mitologi Slavia ternyata berakar dari mitologi Yunani.
Pahlawan kuno Slavia tercermin dalam legenda dan dongengnya. Dan rawa berbahaya serta hutan lebat di Eropa Timur menginspirasi banyak cerita tentang makhluk mitos dan roh.
Tradisi mitologi Slavia terjalin erat ke dalam pola mitologi umum. Salah satu pengaruh terkuat pada perkembangannya berasal dari mitologi Yunani kuno. Gemanya terlihat jelas dalam banyak legenda, epos, dan dongeng Slavia.
Makhluk mitos yang disebut Zar Ptitsa, yang mengacu pada burung api, adalah makhluk luar biasa yang sangat populer dalam epos Slavia. Ini melambangkan simbol keberuntungan dan sekaligus pertanda kematian yang akan segera terjadi.
Dalam banyak dongeng, pahlawan pemberani berburu bulu dari ekor burung api itu, mengatasi banyak bahaya di jalan. Dalam cerita rakyat Slavia, diyakini bahwa kepemilikan bulu burung ini menjanjikan kekayaan, kesuksesan, dan keberuntungan yang tak terhitung.
Tradisi Slavia ini memiliki referensi yang jelas pada legenda Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Herodotus mencatat legenda tentang burung yang luar biasa ini, mirip dengan elang, dengan bulu merah keemasan.
Kisah mitologi Yunani kuno ini menceritakan bahwa Phoenix naik ke surga, menyanyikan lagu pemakaman, dan terbakar dalam nyala api matahari. Lalu terlahir kembali dari abu sekali lagi.
Seperti Phoenix, burung api terbang, diselimuti api, dan menerangi segala sesuatu di sekitarnya dan tetap abadi.
Baba Yaga adalah tokoh yang paling dikenal dalam mitologi Slavia dan cerita rakyat Slavia. Dalam dongeng, dia tampak seperti wanita tua jahat yang tinggal di belantara hutan lebat.
Dia bungkuk, hidungnya bengkok, dan salah satu kakinya terbuat dari tulang. Ciri fisiknya sangat khas dan identik.
Dalam dongeng, dia terbang dengan mortir ajaib dan menculik serta menahan pengembara yang tersesat seperti bidadari Yunani Calypso, yang menurut Homer, menahan Odysseus di pulau itu selama tujuh tahun.