Nationalgeographic.co.id - Tahukah Anda? Menara yang tingginya mencapai 300 meter ini menjadi salah satu monumen penuh sejarah di Paris yang paling banyak dikunjungi oleh orang-orang dari seluruh dunia. Hampir 300 juta pengunjung tanpa memandang usia atau asal dari seluruh penjuru dunia datang untuk melihatnya sejak dibuka pada tahun 1889.
Menara Eiffel (La tour Eiffel) atau ada juga yang menyebutnya Menara Paris telah menjelma sebagai simbol Prancis di dunia. Menara ini adalah sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine, Paris.
Saat ini, Paris menerima hampir 7 juta pengunjung setiap tahunnya. Sekitar 75% di antaranya adalah orang asing, menjadikannya monumen yang paling banyak dikunjungi dan harus Anda bayar di dunia.
Meskipun saat ini, Menara Eiffel menjadi ikon yang terkenal di seluruh dunia dan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia, ia sebenarnya menyimpan sejarah yang penuh liku.
Eiffel et Compagnie, sebuah perusahaan milik arsitek dan insinyur Prancis Alexandre-Gustave Eiffel (1832–1923), merancang dan membangun menara besi ini untuk Exposition Universelle, atau Pameran Dunia pada tahun 1889, yang memperingati 100 tahun Revolusi Prancis.
Dipilih dari lebih dari 100 rancangan yang masuk, menara ini akan bertindak sebagai pintu masuk ke acara tersebut. Tempat orang-orang dari seluruh dunia berkumpul untuk menyaksikan atraksi avant-garde, termasuk segala sesuatu mulai dari pertunjukan teater dan pertunjukan musik hingga penemuan inovatif dan temuan ilmiah lainnya.
Desain dasar menara ini diperkenalkan ke Eiffel oleh insinyur Eiffel et Compagnie Maurice Koechlin dan Émile Nouguier. Saat itu mereka membayangkan “sebuah tiang besar, yang terdiri dari empat balok penopang kisi yang berdiri terpisah di bagian bawah dan menyatu di bagian atas, disatukan oleh rangka logam secara berkala.”
Estetika yang belum pernah terjadi sebelumnya ini digambarkan oleh Koechlin dalam sketsa awal pada tahun 1884.
Setelah mempelajari desain awal, Eiffel setuju untuk membangun visi mereka. Dia bekerja dengan arsitek Stephen Sauvetre, insinyur sipil Émile Nouguier, dan insinyur struktur Maurice Koechlin untuk membayangkan menara tiga tingkat setinggi 300 meter yang terbuat dari besi tempa itu berdiri dengan gagah meski harus menghadapi terpaan angin.
Seperti yang dijelaskan oleh Eiffel sendiri: "Semua gaya potong angin masuk ke bagian dalam tepi depan tegak lurus. Garis-garis yang ditarik bersinggungan dengan setiap tegak lurus dengan titik singgung masing-masing pada ketinggian yang sama, akan selalu berpotongan di titik kedua, yaitu tepat titik yang dilalui aliran akibat aksi angin pada bagian penyangga menara yang terletak di atas dua titik tersebut. Sebelum bertemu di puncak yang tinggi, tiang-tiang tegak tampak menyembul dari tanah, dan di suatu cara untuk dibentuk oleh aksi angin".