Sejarah Peradaban Inca: Kelahiran dan Kekerabatan di Kekaisaran Inca

By Ricky Jenihansen, Selasa, 12 September 2023 | 08:00 WIB
Kekerabatan adalah komponen fundamental dalam sejarah Peradaban Inca. (Histories)

Nationalgeographic.co.id - Kehidupan sehari-hari dalam sejarah Peradaban Inca ditandai dengan hubungan kekerabatan atau ayllu yang kuat. Kekerabatan atau ayllu adalah komponen fundamental di kekaisaran Inca dan terkait erat kaitannya dengan kelahiran.

Masyarakat Inca adalah masyarakat agraris, yang kerja di bidang pertanian. Kadang-kadang diberlakukannya dinas negara atau militer bagi laki-laki.

Masyarakat Inca juga kadang-kadang merayakan momen perayaan ringan. Mereka merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat dan kalender pertanian.

Keterikatan yang kuat terjalin bahkan di antara kerabat jauh, bukan hanya keluarga dekat. Misalnya kata ayah dan paman sama, begitu pula kata ibu dan bibi, dan kata sepupu sama dengan kakak dan adik, tidak ada perbedaan linguistik.

Konvensi penamaan menggambarkan bahwa garis keturunan laki-laki dianggap sebagai yang paling penting dalam sejarah Peradaban Inca.

Keluarga yang lebih luas semuanya merupakan anggota kelompok kekerabatan atau ayllu yang sama. Beberapa di antaranya, yang terdiri dari ratusan unit keluarga kecil, cukup besar untuk dikategorikan sebagai subsuku.

Pernikahan di luar kelompok ini merupakan hal yang tidak biasa sehingga semua anggota ayllu, dalam praktiknya, memiliki hubungan kekerabatan.

Mereka percaya bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang sama, biasanya tokoh legendaris atau bahkan hewan mitologi dalam sejarah Peradaban Inca.

Nenek moyang sering kali dijadikan mumi dan dihormati dalam upacara ritual biasa. Identitas kolektif lainnya selain darah adalah fakta bahwa ayllu memiliki sebidang wilayah tertentu.

Para tetua membaginya untuk dikerjakan oleh masing-masing keluarga sehingga mereka bisa mandiri.

Sistem pemerintahan sosial ayllu jauh lebih tua daripada suku Inca sendiri, tetapi setelah penaklukan mereka atas suku-suku lokal, mereka menggunakan konvensi-konvensi yang ada.

Seperti misalnya, pekerjaan untuk melayani kepala suku ayllu dan berperan sebagai badan politik. Kemudian ikut dalam perdagangan untuk menjalin hubungan dengan ayllu lainnya, sehingga memberikan efek yang baik dalam mengatur kekaisaran Inca mereka dengan lebih baik.

Suku Inca juga lebih menekankan ikatan geografis antarindividu. Kekaisaran Inca memperkenalkan kelas aristokrat baru yang tidak dapat diakses oleh kelompok sosial yang lebih rendah melalui pernikahan.

Bahkan ayllu baru pun diciptakan. Setiap raja Inca menciptakan ayllu mereka sendiri, dan pemukiman kembali secara paksa adalah alasan lainnya.

Dan yang terpenting, para pejuang kini tidak lagi berjanji setia kepada pemimpin ayllu mereka, melainkan kepada penguasa Kekaisaran Inca di Cuzco.

Dengan cara yang sama, pemujaan terhadap dewa-dewa lokal tertentu oleh salah satu ayllu diizinkan untuk terus berlanjut, tetapi dewa-dewa ini dibuat tunduk kepada dewa-dewa Inca, khususnya dewa matahari Inti.

Yang terakhir, suku Inca menyimpan catatan sensus yang tepat dengan menggunakan alat quipu (khipu) yang terbuat dari tali yang diikat.

Ilustrasi era kolonial yang menggambarkan petani Inca menggunakan alat tradisional seperti bajak kaki. (Felipe Guaman Poma de Ayala/Public Domain)

Laki-laki di dalam kekaisaran diklasifikasikan menurut usia dan kapasitas fisik mereka untuk bekerja di pertambangan, ladang, atau tentara.

Beberapa perubahan budaya di bawah pemerintahan Kekaisaran Inca mungkin menjadi faktor penyebab keruntuhan kekaisaran Inca setelah invasi Eropa.

Itu menjelaskan kesiapan banyak komunitas untuk bergabung dengan para conquistador melawan penguasa Kekaisaran Inca mereka sendiri.

Dengan adanya pemimpin yang berjauhan, penghormatan dan agama yang dipaksakan, serta perasaan terisolasi dan anonimitas di kerajaan Inca yang luas.

Ayllu tradisional dengan ikatan erat antarindividu, warisan bersama, dan kepemimpinan yang akrab pastinya merupakan cara hidup yang jauh lebih disukai.

Kelahiran dalam sejarah Peradaban Inca

Seperti kebanyakan kebudayaan kuno (dan mungkin banyak modern), peristiwa yang menjadi peluang yang paling besar untuk memperkuat ikatan pribadi adalah kelahiran, pernikahan dan pemakaman.

Sekali lagi, hal yang umum terjadi pada masyarakat kuno adalah tingginya angka kelahiran dan kematian, terutama angka kematian bayi.

Keluarga di Peru kuno rata-rata memiliki lima anggota. Tidak ada alat kontrasepsi (atau pembunuhan bayi), dan anak-anak dari kedua jenis kelamin diterima sehingga mereka dapat membantu keluarga bekerja di ladang.

Kehamilan tidak mengganggu tugas perempuan di bidang pertanian, dan ketika melahirkan, tidak ada pertolongan dari bidan. Bayi-bayi disimpan dalam buaian kayu portabel yang dapat dibawa oleh ibu saat dia bekerja.

Setelah disapih, sebuah pesta (rutuchicoy) diadakan, bayi tersebut diberi nama, diberi hadiah, dan potongan kuku serta rambutnya disingkirkan.

Anak tersebut diajari segala hal yang perlu diketahui oleh orang tuanya karena tidak ada sekolah atau sistem penulisan dan mereka diharapkan membantu orang tuanya segera setelah mereka bisa berjalan.

Oleh karena itu, sebagian besar anak akan mempelajari keahlian orang tuanya. Namun, anak-anak bangsawan di Cuzco menerima beberapa instruksi formal mengenai agama dan sejarah Peradaban Inca, quipu, dan peperangan.

Sejumlah gadis terpilih dipilih sebagai calon pendeta dan dilatih dalam bidang kepercayaan. Mereka diajari menenun dan memasak hidangan khusus serta menyiapkan bir chicha untuk pesta keagamaan.