Meskipun ada antusiasme awal setelah dokumen ini pertama kali diterjemahkan, para ahli saat ini jauh lebih berhati-hati dalam menghubungkan hal ini dengan Perang Troya.
Namun kenapa ini terjadi? Salah satu alasannya adalah terjemahan aslinya mungkin dikaburkan oleh keinginan untuk menghubungkannya dengan tulisan-tulisan Homer. Banyak halaman di internet menggunakan ungkapan ‘di mana kita berperang’ dalam terjemahan surat ini.
Namun, surat tersebut sebenarnya tidak menggunakan kata Het untuk ’perang’. Surat ini hanya menggunakan kata yang mengacu pada segala bentuk permusuhan. Itulah sebabnya terjemahan terbaru ini menggunakan ungkapan ‘kami bermusuhan’ dan bukan ‘kami berperang’.
Ini bisa saja merujuk pada permusuhan verbal. Bisa jadi kedua raja tersebut berdebat mengenai hal tersebut. Seperti misalnya mencoba mengganggu perdagangan dari atau ke sana, atau ekspresi permusuhan lainnya.
Tidak ada alasan untuk menafsirkan surat tersebut sebagai merujuk pada peperangan yang sebenarnya. Akan tetapi yang lebih penting, surat ini secara langsung memberi tahu kita bagaimana konflik ini berakhir.
Dikatakan bahwa raja orang Het dan raja Yunani ‘telah berdamai’ mengenai konflik Troy. Oleh karena itu, konflik tersebut diselesaikan secara damai. Hal ini tentu tidak cocok dengan Perang Troya yang legendaris.
Menurut legenda dalam mitologi Yunani, orang-orang Yunani mengalahkan Troy dan membakarnya hingga rata dengan tanah.
Oleh karena itu, referensi orang Het mengenai konflik Wilusa tidak dapat digunakan untuk membuktikan bahwa Perang Troya benar-benar terjadi. Cara mengakhiri Perang Troya sama sekali berbeda dengan cara mengakhiri konflik bersejarah ini.
Troy menunjukkan tanda-tanda kehancuran sekitar tahun 11300 SM. Setelah itu, menunjukkan tanda-tanda kehancuran sekitar tahun 1180 SM.
Namun, tidak ada bukti kehancuran atau peperangan antara kedua tanggal tersebut. Surat Tawagalawa bertanggal sekitar 1250 SM. Ini terjadi jauh sebelum tahun 1180 tetapi jauh setelah tahun 1300 SM.
Oleh karena itu, tidak ada bukti adanya kehancuran di Troy pada masa dokumen Het ini. Arkeolog juga mendukung kesimpulan bahwa konflik tersebut berakhir dengan damai.