Perubahan Iklim Ciptakan Kesempatan Tak Biasa pada Temuan Patung Moai

By Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya, Selasa, 12 September 2023 | 09:00 WIB
Misteri penemuan patung Moai terus memikat para peneliti . Apakah perubahan iklim memengaruhi penemuan ini? (Ian Sewell)

Patung batu raksasa ini memiliki keajaiban arkeologi yang penuh teka-teki dan telah memikat imajinasi orang-orang di seluruh dunia selama berabad-abad. Terletak di Pulau Paskah di tenggara Samudra Pasifik, patung batu monolitik berukuran besar ini tingginya bisa mencapai lebih dari 9 meter, sementara Moai terbesar memiliki berat dari 75 ton hingga 82 ton.

Salah satu aspek paling menarik dari patung Moai adalah transportasi dan pendiriannya. Bagaimana peradaban kuno dengan sumber daya terbatas mampu memindahkan batu-batu raksasa ini dalam jarak yang jauh? Teori menyatakan bahwa mereka diangkut menggunakan kombinasi kereta luncur, tali, dan tenaga manusia.

Setiap patung Moai unik memiliki fitur wajah yang berbeda dan ukiran tersendiri. Mereka diyakini mewakili nenek moyang atau tokoh suku penting yang berfungsi sebagai penghubung antara alam spiritual dan komunitas yang hidup.

Moai ditempatkan di atas media batu yang disebut ahu, yang dibangun oleh masyarakat Rapa Nui. Ahu berfungsi sebagai pusat upacara dan sering kali terletak di dekat pantai. Moai biasanya ditempatkan dengan punggung menghadap laut dan disusun dalam barisan di sepanjang ahu.

Alasan mengapa masyarakat Rapa Nui mengukir dan mendirikan patung Moai masih menjadi misteri, meskipun diyakini bahwa patung tersebut mungkin berfungsi sebagai cara untuk menghormati leluhur, pemimpin, atau dewa.

Kemunduran peradaban Rapa Nui sering dikaitkan dengan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya pulau tersebut, termasuk penggundulan hutan di pulau tersebut dan hilangnya tanah subur, yang menyebabkan runtuhnya sistem pertanian di pulau tersebut. Penyebab pasti kemunduran peradaban Rapa Nui masih menjadi perdebatan di kalangan arkeolog dan sejarawan.

Patung Moai rentan terhadap kerusakan atau serangan. Beberapa patung hangus dan retak, baik karena perubahan iklim yang memudahkan terjadinya kebakaran baik yang sifatnya disengaja maupun tidak. Bahkan tuanya usia patung menyebabkan patung tersebut menjadi mudah terguling.