Bahasa Latin dan Yunani adalah bahasa yang dominan di Kekaisaran Romawi, khususnya untuk tujuan politik dan militer. Namun perlu diketahui bahwa ada juga banyak bahasa lain yang digunakan di kalangan pekerja biasa untuk komunikasi sehari-hari.
Pada masa awal Kekaisaran Romawi, bahasa asli kuno Etruria, Punisia, dan Galia masih ada. Kemudian, bahasa-bahasa tersebut secara bertahap diambil alih oleh bahasa Latin seiring berkembangnya kekaisaran.
Sementara itu, kota-kota dan provinsi-provinsi di seluruh kekaisaran masing-masing mempunyai bahasa dan dialeknya masing-masing. Misalnya, Suriah dan Mesopotamia menggunakan bahasa Aram, orang Antiokhia menggunakan bahasa Suriah, dan orang Kartago menggunakan bahasa Punisia. Sedangnya bahasa Koptik digunakan oleh orang Mesir kuno. Bahasa Kelt dituturkan oleh banyak warga Gaul termasuk Perancis, Belgia, Swiss, Italia Barat Laut.
Apa itu bahasa Latin vulgar?
Bahasa Latin vulgar adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan banyak dialek Latin yang berkembang. Dialek Latin ini berkembang di seluruh jaringan kota dan provinsi yang kompleks di Kekaisaran Romawi.
Istilah vulgar berarti massa. Setiap wilayah mengembangkan caranya sendiri untuk menyelingi bahasa Latin dengan bahasa lain yang digunakan di wilayah tersebut. Bahasa daerah muncul melalui para pedagang, pengelana, dan budak yang pindah ke wilayah Kekaisaran Romawi.
Seiring berjalannya waktu, berbagai versi bahasa Latin menjadi semakin berbeda satu sama lain. Setiap versi berkembang menjadi bahasanya sendiri-sendiri. Bahasa-bahasa ini sekarang dikenal sebagai rumput bahasa Roman. Pasalnya, semuanya berasal dari bahasa Latin, lingua franca resmi Romawi kuno.
Termasuk di antara 44 rumpun bahasa Roman yang berbeda saat ini adalah: Prancis, Spanyol, Portugis, Rumania, dan Italia.