Kekaisaran Romawi mengendalikan perdagangan di seluruh wilayahnya
Kekaisaran Romawi mengendalikan perdagangan dengan tangan besi dan bahkan memiliki armada dagang sendiri. Namun pemilik kapal swasta juga bisa beroperasi sampai tingkat tertentu.
Salah satu keuntungan dari kontrol kekaisaran yang ketat adalah adanya mata uang tunggal yang digunakan untuk perdagangan di seluruh kekaisaran. Hal tersebut turut memperlancar transaksi dan pergerakan barang.
Di sisi lain, pergerakan barang antar provinsi dikenakan pajak. Produk seperti tembikar, amphorae, batangan logam, dan bahkan tong kayu harus dicap. Barang-barang umum yang dimaksudkan untuk transportasi mempunyai label logam atau segel timah.
Pendirian pasar harus disetujui oleh seorang senator. Prefek khusus ditunjuk untuk mengawasi perdagangan, seperti praefectus annonae (prefek ketentuan) yang mengawasi pasokan biji-bijian.
Kejatuhan Kekaisaran Romawi
Berabad-abad setelah runtuhnya kekaisaran, bajak laut menguasai Mediterania dan jalan-jalan Romawi rusak parah. Jalur perdagangan penting ke Afrika dan India pun menghilang.
Pada masa penaklukan Muslim pada abad ke-7 Masehi, Kekhalifahan Arab menguasai Timur Tengah dan memutus jalur perdagangan antara Eropa dan India.
Jadi bagi orang-orang Eropa Abad Pertengahan, negeri-negeri di Timur menjadi subyek mitos dan legenda.
Sementara itu, negara-negara Arab mempunyai akses eksklusif ke Afrika dan India melalui jalur yang sama yang pernah dilalui bangsa Romawi. Kekhalifahan Arab menjadi kaya tidak hanya dalam barang-barang mewah tetapi juga dalam pengetahuan.