Persepolis, Ibu Kota Megah Kebanggaan Kekaisaran Persia Akhemeniyah

By Sysilia Tanhati, Minggu, 17 September 2023 | 14:00 WIB
Persepolis dibangun oleh Darius I sebagai ibu kota baru Kekaisaran Persia Akhekemiyah. Kota ini pernah disebut sebagai ibu kota paling megah di dunia kuno. (Charles Chipiez)

Perbendaharaan terletak di belakang harem. Perbendaharaan di Persepolis juga berfungsi sebagai gudang senjata dan tempat penyimpanan barang-barang berharga dan catatan tertulis.

Pembangunan aula dengan 100 kolom (Aula Takhta) menyusul. Aula ini diyakini diselesaikan oleh putra dan penerus Xerxes, Artaxerxes I (memerintah 465-424 Sebelum Masehi).

Penerus selanjutnya membangun benteng di Persepolis

Struktur selanjutnya yang dibangun adalah istal kerajaan dan rumah kereta. Bangunan tersebut diperkirakan terletak di belakang perbendaharaan dan istana Raja Xerxes. Garnisun kota, tempat tentara bermarkas, dibangun di dekat sini.

Kompleks ini dikelilingi oleh tiga dinding dengan jarak antar dinding. Tembok ini berfungsi sebagai struktur keamanan untuk melindungi benteng. Terdapat menara di atas setiap tembok yang selalu dijaga oleh penjaga keamanan. Tidak jelas penerus mana yang membangun tembok tersebut atau kapan tembok tersebut dibangun.

Penjarahan dan penghancuran Persepolis oleh Aleksander Agung

Kekaisaran Persia Akhemeniyah dikalahkan oleh Aleksander Agung. Saat itu, Persepolis nan megah dihancurkan pada tahun 330 Sebelum Masehi.

Menurut Diodorus Siculus dalam Library of World History, Aleksander Agung dan pasukannya sedang merayakan kemenangan. Dalam keadaan mabuk, atas desakan para wanita, mereka membakar kota tersebut. Beberapa sejarawan menduga bahwa alasan kehancuran ini adalah balas dendam atas penjarahan Athena oleh Xerxes pada tahun 480 Sebelum Masehi.

Beberapa sejarawan menuturkan bahwa Aleksander Agung dan pasukannya mabuk saat merayakan kemenangan. Inilah yang memicu mereka untuk membakar Persepolis, ibu kota Kekaisaran Persia Akhemeniyah. (Georges-Antoine Rochegrosse/Wikimedia Commons)

Sebelum kebakaran terjadi, Aleksander Agung mengizinkan pasukannya menjarah kota. Penguasa dari Makedonia itu juga memindahkan harta istana selama beberapa hari. Sekali lagi, Diodorus Siculus-lah yang menggambarkan banyaknya harta karun yang dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.

Untungnya catatan Dinasti Akhemeniyah tidak dijarah atau dihancurkan. Prasasti runcing pada bangunan dan monumen dibiarkan utuh akibat kobaran api. Selain itu, lempengan tanah liat dan segel dari perbendaharaan dan arsip makin diperkuat oleh panas.

Pada tahun 1933, dua set piring emas dan perak dengan tulisan tiga bahasa ditemukan di bawah istana Darius.

Persepolis, kebanggaan Kekaisaran Persia Akhemeniyah

Pada tahun 1971, reruntuhan Persepolis dibersihkan, dipoles, dan diperbaiki untuk perayaan 2.500 tahun Kekaisaran Persia.

Para arkeolog Prancis melakukan penggalian situs tersebut. Arsitek Charles Chipiez melakukan rekonstrusi di atas kertas atas reruntuhan bangunan Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Di antaranya adalah bangunan dan monumen Persepolis.

Laboratorium restorasi dibuka di Persepolis pada bulan Desember 2021 untuk memulihkan benda-benda dari situs dan sekitarnya. Laboratorius itu dilengkapi untuk memulihkan kerusakan fisik, kimia, dan biologis yang disebabkan oleh lingkungan dan manusia.

Kemegahan kota kuno ini masih terlihat jelas di reruntuhannya. Anda dapat membayangkan kemegahan yang pernah menjadi bagian dari kota yang sangat kaya ini. Warna-warna cerah dan rona dari batu dan kayu cedar, relief-relief yang megah, tirai dan bantal ungu yang mewah. Juga perabotan dan dinding yang dihias dengan mewah.

Bisa dibayangkan jika kemewahan itu membuat kagum setiap orang yang melihatnya pada zaman dahulu.