Moirai, Tiga Dewi Penentu Nasib Manusia dalam Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Selasa, 19 September 2023 | 19:00 WIB
Dalam mitologi Yunani, ada tiga dewi yang mengendalikan takdir seseorang. Ketiganya disebut Moirai atau Takdir. (John Melhuish Strudwick)

Nationalgeographic.co.id—Dalam budaya Yunani kuno, gagasan tentang nasib dan takdir diakui secara luas. Bahkan, orang Yunani kuno percaya bahwa ada dewi yang mengendalikan takdir seseorang. Moirai, atau Takdir, merupakan tiga dewi mitologi Yunani yang mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan seseorang.

Asal-usul Moirai

Moirai secara luas dianggap sebagai anak Nyx, dewi Malam Yunani. Hesiod dalam Theogony mencatat asal-usul ini. Namun yang membingungkan, Hesiod juga menyebut Moirai sebagai putri Zeus dan Themis. Mengutip dari laman Greek Legends and Myth, kedua dewa mitologi Yunani ini memiliki tatanan yang erat dengan keadilan dan tatanan alam.

Kadang-kadang penulis lain di zaman kuno menyebut Moirai sebagai anak dewi Chaos, Oceanus dan Gaia (Bumi), Ananke (Keniscayaan) dan Erebus (Kegelapan) dan Nyx.

Siapakah Moirai dalam mitologi Yunani?

Sebagian besar sumber menceritakan tentang tiga Moirai. Moirai digambarkan sebagai wanita tua, yang masing-masing bernama Clotho, Lachesis, dan Atropos.

Pada saat kelahiran seseorang, Moirai memutar benang kehidupan masa depannya dan mengikuti langkahnya. Moirai mengarahkan akibat tindakan manusia sesuai dengan nasihat para dewa.

Clotho dikatakan memutar benang kehidupan dan Lachesis akan memutuskan berapa lama benang kehidupan ini bertahan. Yang terakhir, Atropos. Ia akan memotong benang tersebut untuk mengakhiri kehidupan. Oleh karena itu, Moirai dapat dianggap sebagai dewi kelahiran dalam mitologi Yunani, sekaligus dewi kematian.

Moirai yang menentukan nasib manusia. Dan khususnya jangka waktu hidup seseorang serta pembagian kesengsaraan dan penderitaannya (Flemish workshop/Victoria and Albert Museum)

Benang kehidupan yang dipintal ini akan menjadi kehidupan yang ditakdirkan untuk dipimpin oleh makhluk fana. Tidak ada seorang pun yang dapat mengganggunya, bahkan dewa-dewa lain. Konon, siapa pun yang cukup bodoh untuk mencoba mengubah alur kehidupan akan dikejar oleh Erinyes (Kemurkaan).

“Moirai yang menentukan nasib manusia. Dan khususnya jangka waktu hidup seseorang serta pembagian kesengsaraan dan penderitaannya,” ungkap Amy Tikkanen di laman Britannica.

Kisah Moirai dalam Mitologi Yunani

Dalam mitologi Yunani Kuno, Moirai dianggap sejalan dengan keinginan Zeus. Sebagai dewa tertinggi dalam mitologi Yunani, Zeus memiliki gelar Zeus Moiragetes (pemimpin takdir). Gelar itu menunjukkan bahwa Zeus dapat membimbing Moirai dalam rencana mereka.

Aliansi Moirai dan Zeus merupakan aliansi awal dalam mitologi Yunani. Moirai dikatakan bertempur bersama Zeus selama Gigantomachy (perang para raksasa).

Zeus juga akan mendengarkan ramalan yang dibuat oleh Moirai. Dan dalam beberapa sumber Takdir atau Moirai yang memperingatkan bahwa anak-anak Metis dan Thetis akan lebih kuat dari ayah mereka. Hal ini menyebabkan Zeus menelan Metis. Moirai juga melihat Thetis menikah dengan Peleus sebelum dia dapat memiliki putra dewa Olympus.

Hera, istri Zeus, juga terlihat memiliki pengaruh, atau setidaknya hubungan persahabatan dengan Moirai. Dalam kisah kelahiran Heracles, Hera membuat Moirai menunda kelahiran putra Zeus, sehingga Eurystheus pada akhirnya bisa menjadi raja Tiryns.

Apollo, putra Zeus, juga bersahabat dengan Moirai. Konon, Apollo meyakinkan Moirai, mungkin dengan bantuan alkohol, untuk mengizinkan Admetus menghindari kematian jika seseorang menggantikannya.

Putra Zeus lainnya, kali ini Heracles, juga meminta bantuan Moirai, ketika panahnya meracuni centaur abadi Chiron. Moirai kemudian mengizinkan Chiron menyerahkan keabadiannya untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Zeus juga meminta bantuan kepada Moirai, tetapi dia juga membiarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Ketika Pelops dibunuh oleh ayahnya Tantalus, Zeus berbicara kepada Moirai yang setuju agar Pelops dapat dihidupkan kembali.

Tentu saja jika semuanya sudah ditakdirkan, maka itu berarti Moirai sudah memperkirakan campur tangan para dewa dan sudah direncanakan.

Namun gagasan tentang Moirai bertentangan dengan elemen penting lainnya dalam mitologi Yunani, yaitu penghakiman orang mati di Dunia Bawah. Jika semuanya sudah ditakdirkan maka mereka yang dihakimi tidak mempunyai pilihan dalam cara hidup mereka.

Setidaknya ada tiga kuil Moirai yang diketahui, ditemukan di Korintus Kuno, Sparta, dan Thebes. Ada juga altar yang didedikasikan untuk Moirai atau Takdir, terutama yang ada di Olympia dekat altar Zeus Moiragetes.

Moirai dalam mitologi Yunani adalah gagasan yang tersebar luas bahwa hidup seseorang ditentukan hanya beberapa hari setelah kelahiran. Dalam budaya seperti ini, seseorang tidak mempunyai kendali atas masa depannya.

Moirai diyakini sebagai penentu nasib yang sangat kuat sehingga bahkan dewa pun tidak bisa menentangnya. Manusia dengan sia-sia menyerah pada nasibnya.