Meskipun dia diperkirakan hanya pernah tinggal di Kastil Kyffhäusen sekali. Seperti rekan-rekan mereka di Perancis dan Inggris, kaisar-kaisar abad pertengahan Kekaisaran Romawi Suci tidak memerintah dari ibu kota.
Mereka melakukan perjalanan antarwilayah kekuasaan kekaisaran. Hal ini sangat mungkin terjadi, pasalnya jarak antar pemukiman sekitar 30 kilometer, butuh satu hari perjalanan dengan kuda pada saat itu.
Area kastil terdiri dari Aula Besar, kapel kekaisaran, dan lapangan luas. Para raja dan kaisar mengadakan sidang istana kekaisaran, merayakan festival gereja yang penting, dan menjalankan urusan negara di tempat ini.
Kastil Kyffhäusen dibangun dari batu pasir merah muda pucat. Bangunan ini diplester setidaknya dua kali untuk meningkatkan dampak visual kastil kekaisaran pada punggung bukit yang terbuka.
Tampak yang masih terlihat adalah bagian dari gerbang Romawi yang dulunya merupakan pintu masuk benteng, istana kekaisaran, dan kapel.
Reruntuhan ini dibingkai oleh dinding cincin tertutup, di beberapa tempat masih terpelihara sebagian dengan ketinggian aslinya 10 meter.
Di sini terdapat salah satu sumur terdalam di kastil abad pertengahan di Eropa Tengah. Sumur mengesankan ini memiliki kedalaman 176 meter.
Kaisar Frederick I adalah tokoh populer dan daya tariknya meningkat setelah kematiannya, menginspirasi menjadi sebuah legenda Barbarossa.
Tanggal lahirnya diasumsikan pada tahun 1122, ia dihormati sebagai Kaisar Kekaisaran Romawi Suci Jerman yang paling terkemuka pada abad Pertengahan. Barbarossa berarti janggut merah, nama yang diberikan kepadanya karena warna janggutnya.
Pada masanya, kekaisaran sangat sulit bersatu. Kaisar dan banyak pangeran sering kali berkonflik.
Di bawah kepemimpinan Frederick Barbarossa, kekaisarannya tersebar di wilayah yang luas. Ia berhasil mengendalikan penguasa-penguasa kecil di wilayahnya.
Sejak Frederick I menjabat sampai dengan kematian cucu Friedrich II, antara tahun 1152 hingga 1250 merupakan masa seratus tahun yang relatif damai bagi bangsa.