Nationalgeographic.co.id—Selama ribuan tahun, kucing dianggap sebagai sahabat manusia di seluruh dunia, termasuk di Jepang. Namun di Jepang, kucing tidak hanya berperan sebagai sahabat manusia. Dalam mitologi Jepang, ada banyak kisah seputar kucing iblis atau nekomata.
Konon, ada monster di dalam kucing yang keluar setelah usia tertentu. Monster tersebut dipercaya memangsa manusia dan membunuh hanya untuk bersenang-senang.
Nekomata dalam mitologi Jepang
“Nekomata adalah sejenis yokai kucing yang berasal dari cerita rakyat Jepang,” tulis Minami Nagai di laman Yabai. Hal ini pertama kali disebutkan oleh Yoshida Kenko dalam catatan sastranya selama Periode Kamakura.
Yoshida menyatakan bahwa nekomata ada di pegunungan dan memakan daging manusia. Pada saat itulah Fujiwara Sadaie menyebutkan keberadaan nekomata dalam gulungannya yang berjudul Meigetsuki atau The Record of the Clear Moon.
Selama Periode Kamakura, binatang buas itu hanya dianggap sebagai predator biasa yang hidup di pegunungan. Masyarakat Jepang juga tidak mengetahui kebenaran dari pernyataan Yoshida dan Fujiwara. Apakah pernyataan mereka didasarkan pada makhluk nyata? Yang pasti, dokumentasi mereka memengaruhi pembaca dan masyarakat umum. Hal ini menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, yang semuanya belum pernah melihat nekomata sebelumnya.
Legenda tentang nekomata semakin berkembang di Periode Edo. Selama bertahun-tahun, ukuran nekomata bertambah besar. Nekomata digambarkan lebih besar dari babi hutan dalam buku berjudul Shincho Monjyu atau A Literary Collection of New Hearings.
Dalam buku Waku-shiori atau A Bookmark of Chinese Characters, nekomata digambarkan sebesar macan kumbang atau singa, dengan suara yang bergema di daerah pegunungan. Hal ini semakin berkembang ketika nekomata digambarkan memiliki panjang lebih dari 182 cm pada tahun 1809. Dikatakan juga bahwa makhluk itu cukup besar untuk membawa seekor anjing di mulutnya.
Ketika kucing rumahan berubah menjadi nekomata
Pada Periode Edo Tengah, gagasan tentang kucing peliharaan yang berubah menjadi nekomata pertama kali muncul. Memelihara kucing rumahan terlalu lama diyakini berbahaya karena bisa berubah menjadi nekomata.
Lebih lanjut dikatakan bahwa ekor kucing tua tersebut akan terbelah menjadi dua setelah tiba waktunya untuk bertransformasi. Ide tersebut dijelaskan dalam Ansei Zuihitsu atau The Literary Jottings of Ansei yang ditulis oleh Yusoku Kojitsu. Seorang sarjana bernama Arai Hakuseki semakin meningkatkan popularitas kepercayaan ini melalui esainya tentang misteri kucing. Esai-esainya dimuat di surat kabar yang beredar luas saat itu.