Mengingat Keberadaan Orang Romawi Kulit Hitam di Kekaisaran Romawi

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 30 September 2023 | 12:00 WIB
Septimius Severus, orang kulit hitam yang jadi pemimpin di Kekaisaran Romawi. (Vagge arcimboldo/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Penjajah Inggris, Prancis, dan Italia memandang diri mereka mewarisi atau melanjutkan “misi peradaban” yang mereka kaitkan dengan Kekaisaran Romawi. Mereka berasumsi bahwa orang-orang Romawi mempunyai prasangka yang sama, khususnya prasangka yang terkait dengan elitisme dan rasialisme.

"Ketika mereka memikirkan atau mewakili sejarah Kekaisaran Romawi, mereka membayangkannya didominasi oleh orang kulit putih, yang merupakan pemimpin politik dan bertanggung jawab atas pencapaian budaya," tulis Richard Alston di The Conversation. Alston adalah profesor dalam bidang Sejarah Romawi di Royal Holloway University of London.

Alston menyayangkan, dunia Romawi kerap dipandang sebagai dunia kulit putih dan dunia di mana orang-orang kulit berwarna tidak mendapat tempat atau terpinggirkan secara sosial.

"Namun, salah satu elemen utama pengajaran saya adalah menekankan keragaman budaya masyarakat Mediterania kuno dan jarak sosial mereka dari masyarakat dan nilai-nilai kontemporer," beber Alston.

Ada kesenjangan di sini antara kemungkinan susunan ras penduduk Romawi dan cara memahaminya. Kesenjangan ini, menurut Alston, berasal dari penghapusan sistematis kaum Romawi Hitam dari sejarah Romawi.

Penghapusan ini mirip dengan "pemutihan" sejarah dan budaya. Pendek kata, kehadiran dan kontribusi orang kulit hitam diabaikan.

"Ada banyak alasan untuk berpikir bahwa banyak pemimpin Romawi, dalam istilah kami, adalah orang kulit hitam," kata Alston.

Septimius Severus adalah seorang jenderal Romawi yang menjadi kaisar pada tahun 193 M. Ia lahir di Leptis Magna di Libia modern. Hampir semua penggambaran Severus berupa patung atau koin.

Semua penggambaran itu menunjukkan Severus memiliki rambut pendek keriting dan janggut, yang terkadang bercabang dua. Penggambaran seperti itu tidak mewakili pigmentasi kulitnya.

Namun yang tidak biasa adalah lukisan Severus, “Severan Tondo”, di Museum Altes di Berlin. Tondo menunjukkan Severus, Julia Domna, istrinya, dan anak-anak mereka — calon kaisar Caracalla dan Geta.

Wajah Geta dikaburkan setelah pembunuhannya oleh Caracalla. Severus yang mulai memutih jelas memiliki kulit gelap.

Penggambaran kaisar yang dilukis beredar secara luas, sebagian melalui militer dan sebagian lagi melalui pemujaan kekaisaran, seperti yang dapat kita lihat pada patung Severus sendiri yang menakjubkan di Archæological Museum di Komotini, Yunani.