Nationalgeographic.co.id—Sejarah Perang Salib tidak hanya tentang pertempuran di Levant dan Timur Tengah, tapi juga di banyak wilayah Eropa. Gereja Katolik Roma juga memiliki misi Kristenisasi di sejumlah wilayah Eropa, salah satunya adalah di Kawasan Baltik.
Kristenisasi di kawasan Baltik kemudian tercatat sebagai sejarah Perang Salib Baltik atau utara. Kawasan Baltik menjadi wilayah pertempuran terpisah dengan dukungan penuh Gereja Katolik Roma.
Terutama dengan datangnya ordo militer Kesatria Teutonik dari abad ke-13. Kemudian antara tahun 1193 dan 1230 pasukan Tentara Salib Saxon dikirim untuk mempertahankan misi Kristen di Livonia, menurut sejarah Perang Salib Baltik.
Meskipun belakangan terungkap bahwa gerakan Kristenisasi di kawasan Baltik tidak lebih merupakan perampasan tanah daripada misi keagamaan. Meskipun ada keberhasilan militer, konversi atau penaklukan penduduk asli dalam jangka panjang tidak tercapai.
Kesatria Teutonik akan melanjutkan misi tersebut, mereka menyerap perintah militer lokal seperti Swordbrothers (pada tahun 1237). Mereka melakukan serangan tanpa henti di Prusia dari tahun 1245 hingga abad ke-15.
Mereka terus-menerus menyerang negara tetangga Lituania dan Livonia di utara. Kesatria Teutonik jelas adalah kekuatan tempur kesatria dan infanteri profesional yang tangguh.
Kavaleri berat mereka yang didukung oleh korps panah otomatis, mampu menembakkan salvo massal yang menghancurkan menyapu semua yang ada di depan mereka.
Para ksatria juga jauh lebih mahir dalam perang pengepungan dibandingkan masyarakat yang mereka hadapi. Mereka juga adalah diplomat ulung yang mampu membentuk aliansi yang berguna untuk saling menguntungkan melawan musuh-musuh tradisional.
Sering terjadi serangan gerilya dan pemberontakan lokal yang teratur, termasuk satu pemberontakan besar pada tahun 1260.
Namun perintah tersebut dibantu oleh masuknya Tentara Salib dari negara-negara Eropa barat dan tengah lainnya. Termasuk beberapa nama terkenal seperti Rudolf dari Habsburg, Otto III dari Brandenburg dan King Ottokar II dari Bohemia.
Sekali lagi, dukungan Paus terbukti penting dalam sejarah Perang Salib Baltik. Cita-cita tentara salib untuk membela agama Kristen diubah menjadi konversi dan perampasan tanah orang-orang yang tidak memeluk agama tersebut.