Perencanaan Kota Kekaisaran Inca, Perpaduan Alam dan Astronomi

By Ricky Jenihansen, Rabu, 4 Oktober 2023 | 16:00 WIB
Perencanaan kota Kekaisaran Inca memadukan astronomi dan alam. (Creative Commons)

Collca (atau Qollqa) adalah gudang yang sering dibangun berkelompok atau blok. Mereka bisa berbentuk bulat atau persegi panjang tetapi hanya memiliki satu ruangan.

Seringkali mereka ditempatkan di lereng bukit yang memberikan ventilasi dan naungan yang baik. Sehingga dapat menjaga dengan baik isinya yang mudah rusak.

Lantai bawah kerikil dan saluran drainase merupakan bantuan tambahan untuk menjaga atmosfer interior. Sehingga membuatnya tetap kering dan memungkinkan penyimpanan barang seperti biji-bijian dan kentang selama dua tahun atau lebih.

Permukiman Inca jarang dibentengi karena peperangan pada umumnya dilakukan melalui pertempuran jarak dekat. Kemudian kepatuhan masyarakat yang ditaklukkan dijamin melalui cara-cara politik, ekonomi dan budaya.

Cara itu dianggap lebih baik dibandingkan dengan cara militer dan memaksakan arsitektur kekaisaran. Itu merupakan bagian penting dari proses kolonial.

Namun ada pengecualian. Beberapa orang menganggap Machu Picchu sebagai situs berbenteng, sementara pemukiman terakhir yang melawan Spanyol seperti Ollantaytambo dibentengi dengan dinding teras balok besar.

Pembuatan terasering di lereng bukit, seperti halnya bangunan, menggunakan batuan lepas yang difiksasi dengan mortar lumpur atau balok-balok besar yang dipotong halus.

Mereka dapat memperluas lahan yang tersedia untuk bercocok tanam dan menyediakan air serta drainase yang lebih baik untuk tanaman. Namun terkadang mereka juga hanya sekedar hiasan dan ditanami bunga.

Teras di Pisac dan Ollantaytambo termasuk yang paling mengesankan dan desainnya memiliki efek estetika yang pasti dan terencana.

Bahkan singkapan batu diukir menjadi bentuk fungsional oleh suku Inca. Misalnya, di Sacsayhuaman, ukiran berbentuk singgasana dengan tangga dipotong menjadi bukit batu.

Bagian dari singkapan batuan yang lebih kecil dapat dipotong menjadi bentuk atau desain geometris. Seperti zig-zag dan persegi panjang yang dipotong pada batu, namun tujuan pastinya tidak diketahui.

Karya-karya tersebut juga sengaja mengeksploitasi permainan cahaya dan bayangan untuk memberikan dimensi geometris lebih lanjut pada lanskap alam dan astronomi.