Perencanaan Kota Kekaisaran Inca, Perpaduan Alam dan Astronomi

By Ricky Jenihansen, Rabu, 4 Oktober 2023 | 16:00 WIB
Perencanaan kota Kekaisaran Inca memadukan astronomi dan alam. (Creative Commons)

 

Nationalgeographic.co.idPerencanaan kota Kekaisaran Inca merupakan perpaduan alam dan astronomi yang memiliki filosofi yang mendalam. Setiap pembangunan yang dilakukan arsitek Inca akan selalu mempertimbangkan penempatan bangunan dan kesesuaiannya dengan lanskap keseluruhan.

Jalan-jalan utama Kekaisaran Inca sering kali memotong kota-kota secara miring, Huánuco Pampa adalah contoh yang baik. Huánuco Pampa adalah pusat administrasi Kekaisaran Inca yang dibangun di dataran tinggi yang dilindungi oleh lereng curam yang membatasi perimeternya.

Huánuco Pampa yang dibangun di sepanjang jalan raya utama Inca yang membentang lebih dari 2.500 mil dari Quito ke Cusco.

Seluruh zona kota dibangun sejajar dengan alun-alun pusat dan ushnu serta kediaman kerajaannya biasanya menghadap matahari terbit. Ushnu adalah tempat yang digunakan untuk memberikan persembahan dan menandai tempat-tempat suci di pegunungan.

Secara umum, sisi panjang bangunan Inca biasanya sejajar dengan alun-alun. Kemudian blok-blok bangunan tidak pernah berbentuk persegi, berpotongan dengan jalan lurus sempit yang hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki.

Kadang-kadang bahkan seluruh kota memiliki bentuk yang direncanakan sendiri. Contoh yang paling terkenal adalah tata letak Kota Cuzco yang dimaksudkan untuk menciptakan sosok puma jika dilihat dari atas.

Pertimbangan penting lainnya bagi para arsitek Inca adalah penempatan bangunan, pintu, dan jendela sedemikian rupa.

Sehingga pemandangan terlihat sebaik mungkin, termasuk benda-benda serta peristiwa-peristiwa astronomi, bintang-bintang tertentu atau matahari selama titik balik matahari yang dapat dilihat dari portal ini.

Jarang sekali portal bangunan Kekaisaran Inca tidak mempertimbangkan lingkungan tempat bangunan tersebut dibangun.

Batu Intihuatana atau 'Tiang Penahan Matahari' di Machu Picchu di Pegunungan Andes Tinggi. (Creative Commons)

Di tingkat lain, arsitek Inca juga sering berupaya memadukan struktur mereka secara harmonis dengan lanskap sekitarnya.

Mungkin contoh paling terkenal dari hal ini adalah Machu Picchu, yang mengikuti kontur lereng bukit dan bahkan menggabungkan fitur alam seperti batu besar ke dalam bangunan sebenarnya.

Kadang-kadang garis besar batu atau bangunan suci bahkan dirancang untuk meniru kontur fitur alam seperti gunung di kejauhan.

Contoh terkenal lainnya dari tembok yang menggabungkan bebatuan di bawahnya dengan mulus adalah pondok berburu Tambo Machay dan situs benteng suci Sacsayhuaman di Cuzco.

Hasil dari integrasi ini antara alam dan astronomi dalam perencanaan kota Kekaisaran Inca adalah perpaduan yang harmonis antara organik dan geometris.

Integrasi tersebut juga memberikan pesan yang jelas, bahwa seperti halnya penguasa dapat mendominasi rakyatnya, demikian pula umat manusia dapat menghormati, namun pada akhirnya mendominasi alam.

Struktur BangunganBangunan Kekaisaran Inca biasanya berbentuk bangunan persegi panjang yang dikelompokkan menjadi tiga. Bangunan disusun mengelilingi halaman atau teras terbuka namun berdinding, dan ini merupakan susunan bangunan Inca yang paling umum.

Struktur bangunan seperti itu disebut sebagai kancha dan berfungsi sebagai gedung administrasi, bengkel, kuil, akomodasi atau campuran dari semuanya.

Bangunan yang sangat besar dikenal sebagai kallanka dan biasanya memiliki beberapa pintu dan menghadap ke ruang terbuka yang luas, sering kali (sekali lagi) berbentuk trapesium.

Mereka mungkin digunakan untuk pertemuan publik dan sebagai akomodasi bagi perwakilan pemerintahan Inca dan merupakan simbol publik yang jelas dari kendali Kekaisaran Inca.

Istana memiliki desain yang mirip dengan bangunan yang lebih kecil, hanya saja dalam skala yang lebih besar. Dibangun dengan batu yang lebih halus dan sering kali diberi tembok untuk membatasi akses dan pandangan para tokoh kerajaan.

Contoh bangunan kallanka di Machu Picchu yang digunakan untuk keperluan administrasi. Mereka dibangun menggunakan balok-balok batu granit berukir halus. (Creative Commons)

Setiap permukiman besar Inca memiliki ushnu yang melambangkan kendali kekaisaran Inca di seluruh kekaisaran. Ushnu adalah sejenis platform pengamatan untuk prosesi, upacara penting yang disponsori negara, dan proses peradilan.

Ciri lain kota adalah gerbang yang sering kali menjadi pintu masuk monumental ke kota. Salah satu yang paling mengesankan adalah gerbang utama Quispiguanca dengan menara dua lantai dan kusen tiga pintu.

Collca (atau Qollqa) adalah gudang yang sering dibangun berkelompok atau blok. Mereka bisa berbentuk bulat atau persegi panjang tetapi hanya memiliki satu ruangan.

Seringkali mereka ditempatkan di lereng bukit yang memberikan ventilasi dan naungan yang baik. Sehingga dapat menjaga dengan baik isinya yang mudah rusak.

Lantai bawah kerikil dan saluran drainase merupakan bantuan tambahan untuk menjaga atmosfer interior. Sehingga membuatnya tetap kering dan memungkinkan penyimpanan barang seperti biji-bijian dan kentang selama dua tahun atau lebih.

Permukiman Inca jarang dibentengi karena peperangan pada umumnya dilakukan melalui pertempuran jarak dekat. Kemudian kepatuhan masyarakat yang ditaklukkan dijamin melalui cara-cara politik, ekonomi dan budaya.

Cara itu dianggap lebih baik dibandingkan dengan cara militer dan memaksakan arsitektur kekaisaran. Itu merupakan bagian penting dari proses kolonial.

Namun ada pengecualian. Beberapa orang menganggap Machu Picchu sebagai situs berbenteng, sementara pemukiman terakhir yang melawan Spanyol seperti Ollantaytambo dibentengi dengan dinding teras balok besar.

Pembuatan terasering di lereng bukit, seperti halnya bangunan, menggunakan batuan lepas yang difiksasi dengan mortar lumpur atau balok-balok besar yang dipotong halus.

Mereka dapat memperluas lahan yang tersedia untuk bercocok tanam dan menyediakan air serta drainase yang lebih baik untuk tanaman. Namun terkadang mereka juga hanya sekedar hiasan dan ditanami bunga.

Teras di Pisac dan Ollantaytambo termasuk yang paling mengesankan dan desainnya memiliki efek estetika yang pasti dan terencana.

Bahkan singkapan batu diukir menjadi bentuk fungsional oleh suku Inca. Misalnya, di Sacsayhuaman, ukiran berbentuk singgasana dengan tangga dipotong menjadi bukit batu.

Bagian dari singkapan batuan yang lebih kecil dapat dipotong menjadi bentuk atau desain geometris. Seperti zig-zag dan persegi panjang yang dipotong pada batu, namun tujuan pastinya tidak diketahui.

Karya-karya tersebut juga sengaja mengeksploitasi permainan cahaya dan bayangan untuk memberikan dimensi geometris lebih lanjut pada lanskap alam dan astronomi.