Justinian the Great, Pemimpin Visioner di Kekaisaran Romawi Timur

By Sysilia Tanhati, Kamis, 5 Oktober 2023 | 17:00 WIB
Kaisar Justinian the Great membawa era yang makmur bagi Kekaisaran Romawi Timur. Ia memperluas wilayahnya melalui penaklukan kembali dan mengamankan semua jalur angkatan laut. (Petar Milošević)

Nationalgeographic.co.id—Dari sekian banyak kaisar dalam sejarah Romawi yang panjang dan menarik, ada satu yang berhasil menonjol. Ia adalah Kaisar Justinian the Great (Justinian Agung). Pemerintahannya menandai sebuah titik balik, sebuah pembukaan era baru yang penuh dengan perubahan-perubahan revolusioner di pentas besar Eropa. Perubahan itu membawa percikan baru, gelombang harapan bagi Kekaisaran Romawi Timur yang mulai meredup pamornya.

Cerdik, bijaksana, dan berani, Justinian berhasil bangkit dari ketiadaan, hingga mencapai puncak tertinggi dalam sejarah. Didorong oleh keinginan untuk membangun kembali Kekaisaran Romawi yang porak-poranda, ia patut diberi gelar “yang Agung”.

Kaisar Justinian menduduki takhta Kekaisaran Romawi Timur

Justinian lahir sekitar tahun 450 Masehi. Ia berasal dari keluarga petani kasta rendah di desa Tauresium, di Provinsi Dardania, Romawi. Berkat pamannya Justin – yang menjadi kaisar masa depan – Justinian tidak ditakdirkan untuk hidup sebagai penduduk desa biasa.

Pamannya membawanya ke Konstantinopel, di mana Justinian mendapat pendidikan teologi, hukum, dan sejarah. Berkat pengaruh pamannya, ia bertugas di jajaran Excubitor atau pengawal kekaisaran.

Ketika Kaisar Anastasius meninggal, Justin menjadi penguasa Kekaisaran Romawi Timur. Berusia 60-an dan tidak memiliki seorang putra, Justin terpaksa mempertimbangkan keponakannya sebagai penerusnya di masa depan.

Dan yang paling utama di antara keponakan-keponakannya tidak lain adalah Justinian, putra dari saudara perempuannya. Justin mendidiknya dan akhirnya mengadopsinya.

“Pada tahun-tahun berikutnya, Justinian menjadi penasihat ambisius Kaisar Justin yang makin tua,” tulis Aleksa Vučković  di laman Ancient Origins. Ketika Justin jatuh sakit dan semakin pikun, ia memutuskan untuk menjadikan keponakannya Justinian sebagai rekan kaisar. Hal itu terjadi pada tahun 527.

Namun kenyataannya, Justinian adalah penguasa de facto, bahkan sejak tahun 518. Pasalnya, Justin semakin tidak mampu memerintah pada tahun-tahun terakhir hidupnya. 4 bulan setelah penunjukan itu, Justin meninggal pada 1 Agustus 527. Ia menyerahkan takhta kepada Justinian sebagai kaisar baru Kekaisaran Romawi Timur.

Pemerintahan awal Kaisar Justinian

Tahun-tahun resmi pertama Justinian sebagai penguasa merupakan ujian yang tepat atas keterampilannya. Di awal pemerintahannya dipenuhi dengan perkembangan baru yang memerlukan keputusan tegas. Salah satu usahanya yang paling awal, dan yang membuatnya terkenal, adalah Corpus Juris Civilis. Corpus Juris Civilis merupakan kumpulan reformasi peradilan yang bertujuan untuk merevisi seluruh hukum Romawi.

Kekerasan yang menjadi isu di Konstantinopel saat itu. Sebagian besar bermula dari faksi rival pendukung balap kereta. Kedua faksi, Partai Biru dan Partai Hijau, menjadi gelisah dan sering menimbulkan kerusuhan kecil di seluruh kota. Keluhan mereka biasanya ditujukan pada pejabat tidak populer yang ditempatkan Justinian pada posisi penting.