Kerusuhan tersebut memicu banyak kekerasan. Dan masalah inilah yang akan melahirkan ancaman terbesar bagi pemerintahan Justinian – Kerusuhan Nika.
Pada bulan Januari 532, kerusuhan yang semakin besar ini semakin meningkat. Faksi-faksi yang bersaing pun bersatu dan mengadopsi seruan perang mereka – Nika! (kata Yunani untuk ‘Taklukkan!’). Para perusuh menghasut pemberontakan yang didasarkan pada pemenjaraan dua anggota faksi mereka. Pemberontakan ini meningkat dengan cepat dan menjadi kerusuhan paling kejam dalam sejarah Konstantinopel dan Kekaisaran Romawi Timur.
Massa yang mengamuk menjarah dan membakar kota. Mereka memiliki tujuan untuk menggulingkan Justinian dan menempatkan kaisar baru di atas takhta. Sebagai tanggapan, Justinian menugaskan dua jenderalnya yang paling cakap – Mundus dan Belisarius – untuk memadamkan kerusuhan. “Namun mereka tidak mampu melakukannya,” tambah Vučković.
Menghadapi situasi itu, Justinian berhasil menyuap faksi biru di saat-saat terakhir. Ia kemudian membantai faksi hijau dan pemberontak lainnya yang berkumpul di hippodrome. Kerusuhan tersebut berlangsung selama seminggu dan menyebabkan separuh kota terbakar. Ironisnya, lebih dari 30.000 orang tewas.
Namun setelah berhasil memadamkan pemberontakan ini, Justinian berhasil memperkuat pemerintahannya. Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk membangun kembali Konstantinopel dan mendirikan beberapa bangunan indah. Salah satunya adalah katedral Hagia Sophia yang terkenal di dunia.
Kaisar Justinian the Great memulihkan Kekaisaran Romawi Timur
Kerusuhan Nika adalah hambatan besar pertama dalam pemerintahan Justinian. Tapi hal ini tidak berhasil menggoyahkan niat terbesarnya – restorasi Kekaisaran Romawi atau renovatio imperii.
Penaklukan kembali provinsi-provinsi Romawi yang hilang ini akan menjadi puncak dari seluruh masa pemerintahan Justinian.
Bahkan sebelum kerusuhan Nika, Justinian berperang dengan Kekaisaran Sassanid di timur. Sejak tahun 527, perang menjadi fokus utama. Di bawah komando jenderal terampil Belisarius, Kekaisaran Romawi Timur memenangkan dua pertempuran pada tahun 530. Tapi mereka menderita kekalahan pada tahun 531.
Pada tahun 530, raja Persia meninggal. Kesepakatan dibuat dengan pewaris mudanya. Sayangnya, kesepakatan tersebut membuat Justinian kehilangan 11.000 pon emas. Namun demikian, ia berhasil mengamankan perbatasan timurnya dan mengalihkan fokusnya ke barat dan provinsi-provinsi Kekaisaran Romawi yang hilang.
Hanya setahun kemudian, pada tahun 533, Justinian melancarkan kampanye melawan Vandal di Afrika Utara.