Sejarah Perjalanan Panjang Para Bajak Laut dalam Menguasai Ombak Asia

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 28 Oktober 2023 | 09:30 WIB
Bajak laut telah lama jadi bagian sejarah kekaisaran di Asia Timur. Mereka alami pertempuran sengit. Seperti cerita One Piece yang tak ada habisnya. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Musim semi 1553 adalah masa ketika sebagian besar wilayah pantai dihantui teror mengerikan. Permukiman sepanjang pesisir dihantam serangan beruntun dari laut.

"bulan ketiga... [bajak laut melancarkan kampanye besar-besaran untuk menyerang [pesisir]. Armada gabungan terdiri dari beberapa ratus kapal perang yang mengepung lautan.”

Catatan ini, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar kota-kota yang menjadi sasaran para perompak. Bajak laut ini terdiri dari ribuan orang dengan armada kapal yang sangat besar. Rangkaian serangan berskala besar ini tidak dilancarkan di Semenanjung Spanyol oleh bajak laut Karibia atau oleh kapal-kapal korsa Barbary di Mediterania.

Menurut Adam Clulow, seorang profesor di Universitas Texas, Austin, catatan tersebut berasal dari Mingshi, sebuah sejarah dinasti Ming di Tiongkok.

“Ini menceritakan serangan yang dilakukan oleh apa yang disebut wako, atau bajak laut Jepang, di bawah komando pemimpin mereka Wang Zhi, yang mengumpulkan armada besar untuk melakukan serangan di pantai,” kata Adam, yang telah meneliti pembajakan dan perompakan di seluruh wilayah maritim Asia Timur.

Pembajakan selalu menjadi fenomena global. Selama ribuan tahun, bajak laut telah memangsa jalur pelayaran yang kaya dan pemukiman pesisir yang rentan.

Meskipun bajak laut Eropa mendominasi imajinasi populer, Asia Timur–terutama Tiongkok dan Jepang–adalah salah satu pusat perampokan bersejarah.

Menurut Adam, Perompakan di Asia Timur memiliki jangkauan yang sangat luas. Dengan kru yang terdiri dari beragam etnis, mereka terkenal dengan pembajakan yang berskala besar.

“Pada abad ke-16, armada bajak laut besar yang terdiri dari ratusan kapal mengobrak-abrik pesisir Tiongkok,” katanya. “Meskipun berpakaian seperti prajurit Jepang yang ganas, sebagian besar bajak laut ini sebenarnya adalah orang Tionghoa, dan mereka dipimpin oleh pengusaha Tionghoa yang berbasis di Jepang.”

Kemudian pada abad ke-17, Adam melanjutkan, “seorang raja bajak laut baru membentuk organisasi maritim yang akan menantang Perusahaan Hindia Timur Belanda, yang pada akhirnya menginvasi Taiwan dan mengusir Belanda dari koloni mereka yang berharga di Asia Timur.”

Pada abad ke-19, seorang wanita Cina kesohor juga muncul dari perdagangan seks Kanton untuk memimpin puluhan ribu bajak laut.

Pada puncaknya, Ching Shih memimpin sekitar 1.800 kapal dan 70.000 perompak, menjadikannya bajak laut tersukses sepanjang masa. (David Cordingly)