Mengapa Pemanah Berkuda Disukai dari Era Kuno hingga Abad Pertengahan?

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 16 Oktober 2023 | 10:00 WIB
Di medan perang, biasanya pemanah berkuda bekerja sama dengan katafrak, jenis kavaleri berat berzirah. (Via alchetron)

Nationalgeographic.co.id—Pemanah berkuda adalah prajurit kavaleri bersenjatakan busur dengan keahlian memanah sambil menunggang kuda. Pasukan ini menjadi momok menakutkan bagi musuh pada medan peperangan zaman klasik hingga abad pertengahan.

Maraknya penggunaan pasukan ini bukan tanpa alasan, namun kombinasi kuda dan pemanah memang telah terbukti sangat efektif.

“Kecepatan dan mobilitas kuda, dikombinasikan dengan jangkauan dan daya tembak pemanah, memenangkan kemenangan yang tak terhitung jumlahnya di medan perang,” kata Robert Holmes, seorang sejarawan asal Florida, yang fokus dengan sejarah Klasik dan Abad Pertengahan.

Melalui pernyataan Robert, ini berarti bahwa selama berabad-abad, pemanah kuda adalah kekuatan tempur yang paling ditakuti dan efektif di dunia Kuno dan Abad Pertengahan.

Asal-usul Pemanah Kuda

Pemanah kuda diyakini telah berkembang di dataran Eurasia yang luas saat Zaman Perunggu berganti menjadi Zaman Besi. Gaya hidup nomaden masyarakat yang tinggal di wilayah ini mendukung perkembangan pemanah berkuda.

“Keterampilan berkuda yang luar biasa diperlukan untuk berburu dan menggembala, dan selalu ada ancaman serangan dari komunitas tetangga,” kata Robert.

Kondisi sama inilah yang lebih dari satu milenium sebelumnya, telah memunculkan kereta kuda. Namun, menurut Robert, “ketika kuda dikembangbiakkan menjadi lebih besar dan teknologi pembuatan busur meningkat, biaya kereta perang menjadi lebih mahal daripada kegunaannya.”

Pemanah kuda lebih murah, lebih cepat, mudah bergerak, dan dapat digunakan dalam jumlah yang lebih banyak daripada kereta perang.

Relief Dinding Pemanah Kuda, Neo-Assyria 865-860 SM. (British Museum)

Sekitar abad ke-9 SM, pemanah kuda muncul dalam Kekaisaran Neo-Assyria, di Eurasia. Pada masa ini, bangsa Skit yang hidup berpindah-pindah mulai menunjukkan eksistensinya.

Mereka memiliki posisi yang tidak menguntungkan, mulai dari padang rumput yang miskin hingga kualitas dan kuantitas senjata yang buruk dibandingkan tetangganya.