Kekaisaran Bizantium, Kekuatan Abad Pertengahan yang Paling Bertahan

By Ricky Jenihansen, Rabu, 11 Oktober 2023 | 17:00 WIB
Kekaisaran Romawi Timur kemudian dikenal dengan Kekaisaran Bizantium, kekuatan abad pertengahan yang paling lama bertahan. Pemujaan terhadap seni religius dianggap menimbulkan bencana alam. Maka ikonoklasme atau pemusnahan karya seni keagamaan pun dilakukan di Bizantium.
Kekaisaran Romawi Timur kemudian dikenal dengan Kekaisaran Bizantium, kekuatan abad pertengahan yang paling lama bertahan. Pemujaan terhadap seni religius dianggap menimbulkan bencana alam. Maka ikonoklasme atau pemusnahan karya seni keagamaan pun dilakukan di Bizantium. (Chludov/Wikimedia Commons)

Kekaisaran Bizantium adalah kekuatan abad pertengahan yang paling lama bertahan, dan pengaruhnya berlanjut hingga saat ini. Terutama dalam agama, seni, arsitektur, dan hukum di banyak negara Barat, Eropa Timur dan Tengah, serta Rusia.

Lukisan peta Konstantinopel sebagai ibukota Kekaisaran Bizantium.
Lukisan peta Konstantinopel sebagai ibukota Kekaisaran Bizantium. (Giacomo Franco)

Nama 'Bizantium' & TanggalNama 'Bizantium' diciptakan oleh para sejarawan abad ke-16 berdasarkan fakta bahwa nama depan ibu kotanya adalah Byzantium sebelum diubah menjadi Konstantinopel (Istanbul modern).

Selanjutnya Kekaisaran Bizantium terus menjadi label yang kurang sempurna, namun nyaman. Karena dapat membedakan Kekaisaran Romawi Timur dari Kekaisaran Romawi Barat, terutama penting setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5.

Karena alasan ini, tidak ada kesepakatan universal di antara para sejarawan mengenai periode waktu apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah 'Kekaisaran Bizantium'.

Beberapa ahli memilih tahun 330 dan berdirinya Konstantinopel, yang lain memilih Kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476.

yang lain lagi lebih menyukai kegagalan Yustinianus I (memerintah 527-565) dalam menyatukan kedua kerajaan pada tahun 565.

Beberapa bahkan lebih menyukai kegagalan tersebut pada sekitar tahun 565 dan penaklukan Arab atas provinsi-provinsi timur Byzantium.

Namun demikian, kebanyakan sejarawan setuju bahwa Kekaisaran Bizantium berakhir pada hari Selasa tanggal 29 Mei 1453. Itu ketika Sultan Ottoman Mehmed II atau Muhammad Al Fatih (memerintah 1444-6 & 1451-81) menaklukkan Konstantinopel.

Pembahasan mengenai penanggalan juga menyoroti perbedaan dalam percampuran etnis dan budaya. Itu antara kedua belahan dunia Romawi dan perbedaan negara abad pertengahan dari warisan Romawi sebelumnya.

Bangsa Bizantium menyebut diri mereka 'Bangsa Romawi', kaisar mereka adalah basileon ton Rhomaion atau 'Kaisar Romawi' dan ibu kota mereka adalah 'Roma Baru'.

Namun, bahasa yang paling umum digunakan adalah bahasa Yunani, dan dapat dikatakan bahwa dalam sebagian besar sejarahnya, Kekaisaran Bizantium lebih banyak menggunakan bahasa Yunani daripada bahasa Romawi.