Intrik Politik Theodora, Pelacur Menjadi Penguasa Kekaisaran Bizantium

By Ricky Jenihansen, Jumat, 20 Oktober 2023 | 06:00 WIB
Detail dari mosaik abad ke-6 "Maharani Theodora dan Istananya" di Basilika San Vitale di Ravenna. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.idTheodora merupakan maharani Kekaisaran Bizantium yang paling terkenal. Theodora dikenal tidak hanya karena seorang pelacur yang menjadi penguasa, tapi juga karena intrik politiknya dalam Kekaisaran Bizantium.

Setelah menjadi maharani Kekaisaran Bizantium, Theodora melakukan banyak manuver politik. Ia nantinya disalahkan atas jatuhnya menteri utama John dari Cappadocia, meskipun ia juga tidak terlalu populer di kalangan masyarakat Bizantium.

Theodora dipandang sebagai penghasut reformasi pajak. Reformasi pajak itu dianggap menindas masyarakat Kekaisaran Bizantium yang menyebabkan Pemberontakan Nika.

Sejarawan Procopius juga menggambarkan menteri keuangan Kekaisaran Bizantium sebagai paradigma korupsi dan pesta pora.

John diberhentikan setelah pemberontakan sebagai salah satu tuntutan para perusuh tetapi dia kemudian kembali berpolitik.

Saat itulah Theodora dikatakan berkonspirasi melawannya karena kebencian pribadi. Jhon kemudian diasingkan dari istana pada tahun 541 M.

Pemberontakan Nika

Peran aktif Theodora dalam politik Bizantium dan dukungan kuat yang diberikannya kepada suaminya terungkap paling jelas dalam insiden Pemberontakan Nika pada 11-19 Januari 532 M.

Ini adalah kerusuhan terkenal yang disebabkan oleh faksi pendukung di Hippodrome Konstantinopel.

Penyebab sebenarnya dari keluhan tersebut adalah kenaikan pajak Justinian. Pajak itu untuk membiayai kampanye militernya yang tak henti-hentinya dan pemerintahan otokrasinya secara umum.

Namun kerusuhan tersebut dipicu oleh penolakan kaisar untuk memberikan pengampunan kepada pendukung Biru dan Hijau atas ledakan kekerasan sebelumnya di Hippodrome.

Pendukung biru dan hijau adalah dua faksi atau kelompok yang terkait dengan balapan kereta kuda di sirkus di Kekaisaran Bizantium.