Nationalgeographic.co.id—Dalam Kekaisaran Bizantium, ada senjata misterius yang disebut Api Yunani. Senjata ini membantu Kekaisaran Bizantium yang perkasa bertahan dan memastikan kedaulatannya berjalan selama berabad-abad.
Api Yunani menggunakan formula yang unik yang bahkan sulit dipahami oleh para ilmuwan saat ini. Orang-orang Yunani di Kekaisaran Byzantium mampu menjauhkan musuh dari wilayah mereka yang luas.
Mereka menjaga wilayah yang pernah membentang di seluruh Eropa Selatan, Afrika Utara, dan Asia Kecil. Dan yang lebih penting lagi, api Yunani menyelamatkan Konstantinopel, pusat Kekaisaran Bizantium, dari pengepungan berulang kali oleh Peradaban Islam.
Bahkan ketika wilayah tersebut direbut, musuh-musuh Kekaisaran Byzantium tidak pernah mampu menciptakan kembali ramuan kimia unik yang menghasilkan api yang mampu membelah air.
Penemuan api YunaniApi Yunani, seperti yang disebut oleh Tentara Salib—juga disebut “api cair”, “api Romawi”, atau “api laut”. Ini bukanlah senjata pembakar pertama yang digunakan dalam pertempuran. Namun, secara historis, kekuatan ini penting.
Api Yunani diciptakan pada abad ketujuh, kemungkinan besar merupakan penemuan Kallinikos dari Heliopolis, seorang arsitek Yahudi yang melarikan diri dari Suriah ke Konstantinopel.
Lahir di Suriah, Callinicus adalah seorang pengungsi Yahudi yang terpaksa mengungsi dari Timur Tengah ke Konstantinopel.
Bahan-bahan api Yunani dirahasiakan oleh negara, dan hanya diketahui oleh kaisar Bizantium dan keluarga Callinicus, yang memproduksinya.
Perkiraan komposisi tepatnya masih belum diketahui, namun secara umum mungkin adalah belerang, getah pinus, kapur tohor, dan bensin dan beberapa bahan yang tidak diketahui.
Api Yunani pertama kali digunakan dalam Pertempuran Cyzicus (673 M) oleh Kekaisaran Bizantium melawan armada Saracen di lepas pantai Konstantinopel, api Yunani terbukti berperan penting dalam kemenangan Bizantium tersebut.
Kekaisaran Bizantium juga khawatir dengan serangan Peradaban Islam terhadap Konstantinopel, Kallinikos bereksperimen dengan berbagai bahan hingga ia menemukan campuran untuk senjata pembakar.
Kallinikos mengirimkan rumus tersebut kepada kaisar Bizantium, dan otoritas mengembangkan sebuah sifon yang beroperasi mirip seperti suntik, mendorong campuran api ke arah kapal-kapal musuh.