Di Tengah Era Robot dan Kecerdasan, Kinerja Manusia Justru Gegabah

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 19 Oktober 2023 | 13:00 WIB
Robot dan kecerdasan buatan dapat membantu pekerjaan manusia. Alih-alih meningkatkan kinerja, manusia justru bekerja dengan gegabah dengan kehadiran mereka. (Pavel Danilyuk/Pexels)

Perbedaannya justru terlihat jika diamati secara rinci terkait tingkat kesalahannya. Kelompok yang mengetahui bahwa pekerjaannya telah dilakukan oleh Panda lebih sedikit menemukan kesalahan pada papan sirkuit. Padahal kelompok ini telah melihat Panda yang berhasil menemukan banyak kesalahan pada papan sirkuit, sebelum pekerjaan oleh mereka dilakukan.

“Sangat mudah untuk melacak arah pandangan seseorang, namun lebih sulit untuk mengetahui apakah informasi visual tersebut cukup diproses pada tingkat mental,” kata Linda Onnasch, penulis senior studi dari Berlin Technical University.

Para peneliti menilai bahwa para peserta ini mencerminkan efek "melihat tetapi tidak memerhatikan". Kelompok peserta ini lebih mengandalkan apa yang dikerjakan Panda, tetapi kurang terlibat secara mental dalam bekerja. Hal ini membuat kelompok tersebut bekerja dengan gegabah tanpa memerhatikan apa yang telah dikerjakan robot.

Dalam evaluasi para peserta, mereka mengira telah memberikan perhatian yang setara dalam mencari kesalahan pada papan sirkuit. Mereka secara tidak sadar berasumsi bahwa Panda tidak melewatkan satu pun kesalahan untuk ditandai.

Temuan ini mengindikasikan bahwa pekerjaan seperti ini punya dampak pada keselamatan kerja. “Dalam giliran pekerjaan yang lebih lama, ketika tugas bersifat rutin dan lingkungan kerja hanya memberikan sedikit pemantauan kinerja dan umpan balik, hilangnya motivasi cenderung jauh lebih besar," kata Onnasch.

"Di bidang manufaktur secara umum, namun khususnya di bidang keselamatan di mana pemeriksaan ulang merupakan hal yang biasa, hal ini dapat berdampak negatif pada hasil kerja,” lanjutnya.

Meski demikian, masih belum dapat dipastikan apakah kemalasan sosial benar-benar terjadi. Pasalnya situasi dalam eksperimen ini, para peserta menyadari bahwa sedang dalam pengawasan para peneliti.

Untuk mengungkapnya, para ilmuwan yang memerhatikan psikologis pekerja yang mengandalkan robot atau kecerdasan buatan harus diamati di lingkungan dunia kerja nyata).  "Perubahan dalam upaya mental jauh lebih sulit diukur, namun perlu diminimalkan untuk memastikan kinerja yang baik," terang para peneliti dalam makalah.