Kematian luas
Sebelum masa itu, wabah penyakit selalu diyakini disebabkan oleh sebab-sebab supernatural. Seperti misalnya murka Tuhan, perbuatan iblis hingga peredaran planet.
Karena tidak ada yang mengetahui penyebab penyakit ini, maka tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Namun dalam sejarah Abad pertengahan, hal itu tidak menghentikan orang untuk mencoba semampu yang mereka bisa.
Masyarakat Eropa mencoba membuat obat berdasarkan pengetahuan medis pada masa itu yang terutama berasal dari dokter Yunani Hippocrates (460 - 370 SM), filsuf Aristoteles dari Stagira (384 - 322 SM), dan dokter Romawi Galen (130 - 210 M).
Cara lainnya adalah kepercayaan agama, cerita rakyat, jamu, dan takhayul. Penyembuhan ini, sebagian besar tidak efektif dan beberapa diantaranya berakibat fatal.
Pada dasarnya, dokter-dokter dalam sejarah Abad Pertengahan tidak memiliki pengetahuan tentang organisme mikroskopis seperti bakteri, sehingga mereka tidak dapat memberikan pengobatan yang efektif.
Sementara itu di bidang pencegahan, mereka juga terbatas oleh tingkat sanitasi yang sangat buruk jika dibandingkan dengan standar modern.
Strategi lain yang bisa membantu adalah dengan mengkarantina daerah-daerah. Namun ketika orang-orang melarikan diri dengan panik setiap kali ada kasus wabah, mereka tanpa sadar membawa penyakit tersebut dan menyebarkannya lebih jauh.
Ada begitu banyak korban wabah dan begitu banyak mayat sehingga pihak berwenang tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap mereka, dan gerobak yang penuh dengan mayat menjadi pemandangan umum di seluruh Eropa.
Tampaknya satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan adalah tetap diam, menghindari orang, dan berdoa. Penyakit ini akhirnya sembuh pada tahun 1352 tetapi akan menjangkiti lagi, dalam wabah yang tidak terlalu parah, sepanjang sisa periode sejarah Abad Pertengahan.