Mitologi Yunani: Kisah Silenus Sang Pemabuk Ulung nan Jenaka

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 21 Oktober 2023 | 06:00 WIB
Patung Silenus tertidur. (Agora Museum)

Dionysus sangat bersyukur karena rekannya telah diperlakukan dengan sangat baik. Sebagai rasa terima kasih ia memutuskan untuk mengabulkan permintaan Midas sebagai hadiah.

“Midas menginginkan agar semua yang disentuhnya berubah menjadi emas dan Dionysus mengabulkan keinginannya,” terang Dani.

Namun, sebagai akibatnya, “Midas tidak dapat menikmati makanan atau minuman lagi dan harus meminta bantuan Dionysus untuk melepaskan diri dari hadiah tersebut.”

Silenus dan Para Cyclops Mitologi Yunani

Polyphemus: Cyclops dari mitologi Yunani dalam lukisan tahun 1802 karya Johann Tischbein. Polyphemus adalah satu-satunya Cyclops yang dikenal namanya. (Wikimedia Commons)

Silenus dan rekan-rekannya sesama satyr (atau anak-anaknya, menurut beberapa versi cerita) terdampar di kapal saat mencari Dionysus. Mereka diperbudak oleh para Cyclops dan dipaksa bekerja sebagai gembala.

Tak lama kemudian, Odiseus, Raja Ithaka, tiba bersama para pelautnya dan bertanya kepada Silenus apakah ia mau menukar makanan dengan anggur.

Silenus tidak dapat menolak tawaran itu, karena ia adalah pelayan Dionysus, dan anggur adalah bagian penting dari pemujaan Dionysus. 

“Namun, ia tidak memiliki makanan untuk diberikan kepada Odiseus sebagai imbalan atas anggur tersebut, jadi sebagai gantinya, ia menawarkan beberapa makanan dari gudang Cyclops sendiri.” kata Dani.

Polyphemus, salah satu Cyclops, mengetahui tentang kesepakatan itu dan “Silenus dengan cepat menyalahkan para tamu, menuduh mereka mencuri makanan.”

Meskipun Odiseus berusaha keras untuk berunding dengan Polyphemus, para Cyclops mengabaikannya dan memenjarakan ia serta anak buahnya di sebuah gua. 

Kemudian para Cyclops dan Silenus meminum anggur hingga mereka berdua mabuk berat. Ketika mereka “tepar”,  Odiseus dan para prajurit melarikan diri dari gua, membakar mata Polyphemus sehingga mereka bisa melarikan diri.

Bagaimana nasib Silenus tidak disebutkan, tetapi beberapa orang mengatakan bahwa ia juga berhasil melarikan diri dari cengkeraman para Cyclops bersama para satyr.

Silenus dalam Festival Dionysia Mitologi Yunani

Festival Dionysia adalah sebuah perayaan dramatis yang diadakan pada zaman Yunani kuno. Pada festival inilah komedi, drama satire, dan kisah tragedi dikatakan berasal.

“Dionysia diadakan setiap tahun pada bulan Maret di kota Athena, untuk menghormati dewa agung Dionysus,” kata Dani.

Selama festival Dionysia, drama yang menampilkan Silenus sering muncul untuk menambah kelucuan di tengah-tengah perayaan. Drama satyr dikatakan sebagai cikal bakal komedi atau komedi satir yang kita kenal saat ini.