Sisir Pesisir: Makhluk Ini Tahan Panas dan Mengancam Terumbu Karang

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 25 Oktober 2023 | 12:00 WIB
Bintang laut mahkota duri merupakan ancaman bagi pertumbuhan terumbu karang. Makhluk eukariota ini awalnya herbivor saat anak-anak, dan saat remaja hingga dewasa menjadi pemakan terumbu karang. Masifnya bintang laut ini bisa mengganggu ekosistem pesisir dan laut. (The University of Sydney)

Nationalgeographic.co.id—Terumbu karang di Great Barrier Reef, Australia, diketahui sedang terancam karena suhu laut yang terus meningkat. Berbagai upaya dilakukan oleh lembaga konservasi dan Pemerintah Australia supaya mempertahankan terumbu karang terbesar di dunia.

Alih-alih tantangannya hanya peningkatan suhu, terumbu karang di Great Barrier Reef ternyata punya ancaman dari biota sekitarnya, bintang laut mahkota duri (Acanthaster sp.). Makhluk eukariota ini memang dikenal sebagai pembunuh terumbu karang.

Bahayanya, bagi kelangsungan ekosistem lautan, bintang laut mahkota duri punya kemampuan yang kebal akan suhu panas di laut. Sementara, suhu yang terus meningkat membuat terumbu karang memutih dan mati. Kondisi terumbu karang di Great Barrier Reef menjadi semakin terancam dengan dua faktor ini.

Terumbu karang bisa memutih dan mati jika suhu air menghangat sekitar satu hingga tiga derajat celsius di atas suhu maksimal pada musim panas normal. Namun, setiap terumbu karang mungkin punya daya tahan berbeda tergantung berapa lama suhu tersebut bertahan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli biologi kelautan University of Sydney, bintang laut mahkota duri berusia remaja lebih tahan gelombang panas. Ketahanan mereka bahkan melampaui suhu yang dapat membunuh karang. Bintang laut mahkota duri ini kemudian tumbuh dewasa sebagai karnivora yang melahap terumbu karang.

“Kami menemukan remaja bintang laut mahkota duri dapat mentoleransi hampir tiga kali lipat intensitas panas yang menyebabkan pemutihan karang, menggunakan model yang mengukur suhu dari waktu ke waktu,” kata Maria Byrne, peneliti utama studi dan profesor di School of Life and Environmental Sciences University of Sydney.

“Remaja mungkin mendapat manfaat dari air hangat. Meningkatnya jumlah puing-puing habitat mereka, yang diakibatkan oleh pemutihan dan kematian karang, memungkinkan jumlah mereka bertambah seiring berjalannya waktu,” Byrne berpendapat di Eurekalert.

Bersama timnya, Byrne mengadakan percobaan langsung jenis bintang laut mahkota duri mana yang punya kemampuan tahan panas. Ternyata, bintang laut mahkota duri remaja lebih tahan panas dibandingkan yang remaja.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Global Change Biology pada 18 Oktober 2023, bertajuk "Juvenile waiting stage crown-of-thorns sea stars are resilient in heatwave conditions that bleach and kill corals".

Para peneliti mengungkapkan, bintang laut mahkota duri dewasa menurun jumlahnya, berdasarkan skenario pemanasan air laut. Diperkirakan, jumlahnya lebih sedikit dari yang muda karena jumlah terumbu karang atau cuaca panas. Mereka juga harus menjaga anak-anaknya yang masih herbivor supaya dapat tumbuh menjadi karnivora.

Perbedaan bintang laut mahkota duri anak-anak (kiri) dan dewasa (kanan). Semakin dewasa umurnya, bintang laut ini memakan terumbu karang dan kebal suhu panas di laut. (Monique Webb, Byrne et al.)

“Ini adalah temuan penting yang memiliki implikasi untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap ekosistem laut, terutama pengaruh spesies kecil yang belum banyak dipelajari," papar Byrne.

Pada fase dewasa, bintang laut mahkota duri memakan terumbu karang sampai tak bernyawa. Terumbu karang yang mati sebagai kerangka, menjadi rumah bagi alga sampai akhirnya hancur. Fenomena ini serupa dengan pemutihan terumbu karang akibat peningkatan suhu laut.

Alga yang bertahan hidup di terumbu karang ini kemudian menjadi makanan bagi bintang laut mahkota duri yang masih anak-anak.

Sebuah penelitian lain yang melibatkan Byrne dipublikasikan di Biology Letters pada April 2020. Makalah bertajuk "The hidden army: corallivorous crown-of-thorns seastars can spend years as herbivorous juveniles" mengungkapkan bahwa anak-anak bintang laut mahkota duri tinggal di sisa terumbu karang. 

Pada masa kanak-kanak, bintang laut mahkota duri masih herbivor yang tidak berbahaya selama enam tahun. Ketika semakin tua usianya, peralihan pola makan mereka beralih ke karang setelah menginjak dewasa.

“Efek Peter Pan ini berarti bahwa populasi bintang laut mahkota duri yang masih muda dapat menumpuk di karang mati jika tidak ada karang hidup,” kata Dione Deaker, mahasiswa Ph.D. di University of Sydney yang memimpin penelitian terdahulu. 

“Mereka bisa menjadi penghancur tersembunyi yang menunggu untuk memakan terumbu karang saat terumbu karang pulih,” lanjutnya.

Singkatnya, siklus hidup bintang laut mahkota duri bisa mengancam upaya konservasi terumbu karang hidup. Butuh waktu satu tahun agar terumbu karang Great Barrier Reef bisa pulih, tetapi setiap pertumbuhannya dapat tersendat akibat spesies ini, bahkan di saat masih muda. Padahal, lingkungan sekitar terumbu karang kaya akan nutrisi dan menjadi tempat bagi ikan tinggal.

Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media bersama Saya Pilih BumiSisir Pesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.