Pertempuran Ain Jalut, Ketika Kekaisaran Mongol Kalah di Palestina

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 21 Oktober 2023 | 11:00 WIB
Prajurit Kekaisaran Mamluk dalam Pertempuran Homs, Perang Salib pada 1299. Sekitar 40 tahun sebelumnya, Kekaisaran Mamluk berhasil mengusir Kekaisaran Mongol dalam Pertempuran Ain Jalut di Palestina. (Public Domain)

Sementara itu, posisi Kekaisaran Mongol di Persia dan Suriah tersendat oleh kematian Khan Agung Mongke Khan. Informasi ini baru sampai ke Hulagu yang merupakan adik dari Mongke. Kematian ini berpengaruh pada perebutan kekuasaan Kekaisaran Mongol di seluruh tanah kuasanya.

Hulagu pun harus ke Karakorum saat hubungannya dengan Kekaisaran Mamluk memanas. Dia tidak berminat menjadi Khan Agung, tetapi dia datang karena ingin melihat adiknya yang berkuasa di Tiongkok, Kubilai Khan, dilantik.

Proses pewarisan takhta di Kekaisaran Mongol terganggu akibat Ariq-Boke yang berkuasa di Mongolia meminta dirinya sebagai Khan Agung. Perselisihan ini membuat Hulagu terpaksa membawa sebagian pasukannya untuk bersiap jika ada perebutan.

Hulagu menyisakan 20.000 tentara di Suriah dengan komando dipegang oleh jenderalnya yang bernama Ketbuqa. Qutuz melihat momen ini berharga untuk memukul mundur mereka yang hendak mengancam Kekaisaran Mamluk. Pasukan dengan kekuatan yang kurang lebih setara maju menuju Palestina.

Hulagu Khan dan istrinya Dokuz Kathun. Hulagu harus kembali ke Karakorum setelah kematian, Mongke Khan. Dia tidak tertarik menggantikannya sebagai Khan Agung, tetapi ingin melihat adiknya, Kubilai Khan naik takhta. (Public Domain)

"Mata Jalut"

Kedua pihak bertemu di Ayn Jalut yang secara harfiah berarti Mata Air Jalut atau Mata Jalut. Lokasinya berada di Lembah Yizreel Palestina (kini berada di Harod Springs, Israel).

Kekaisaran Mamluk sangat mengenali medan pertempuran. Kemampuan militer mereka cukup baik karena menggunakan senjata api awal seperti meriam genggam yang dapat menakut-nakuti kuda bangsa Mongol. Taktik menggunakan senjata api ini sepertinya telah diperkenalkan oleh bangsa Mongol itu sendiri ke Timur Tengah.

Taktik pertempuran Qutuz juga mengadopsi dari bangsa Mongol saat melawan Ketbuqa. Mereka mengirim sebagian kecil pasukannya ke barisan depan musuh, dan berpura-pura mundur.

Taktik yang diadopsi adalah dengan memancing musuh untuk menyergap. Selanjutnya, dari bukit Pasukan Kekaisaran Mamluk lainnya menyergap. Pertempuran ini membuat Kekaisaran Mamluk unggul terhadap Kekaisaran Mongol.

Pasukan Kekaisaran Mamluk bahkan berhasil menangkap Ketbuqa yang enggan melarikan diri saat kalah. Dia pun mengancam bahwa kelak kematiannya akan memancing Hulagu Khan menyerang Kairo. Qutuz segera memerintahkan prajurit untuk memenggalnya.

Pertempuran Ain Jalut memang membuat kerugian bagi kedua belah pihak. Hulagu yang telah kembali ke Suriah pada 1262 berniat membalas dendam. Namun, kondisi Kekaisaran Mongol masih terganggu dengan masalah perselisihan internal di Mongolia.

Gerombolan Emas yang dipimpin Berke Khan ternyata mualaf, masuk Islam. Gerombolan Emas ini merupakan bagian dari Kekaisaran Mongol yang berkuasa di Ukraina, Rusia, Azerbaijan, dan Kazakhstan. Berke berencana untuk menyerang Hulagu dan berjanji untuk balas dendam atas peristiwa di Bagdad.

Situasi ini membuat upaya Hulagu dalam berbagai serangan menuju Kairo gagal. Sempat Hulagu menang pada 1300, tetapi Kekaisaran Mamluk segera membalikkan keadaan. Inilah titik balik dari usaha bangsa Mongol menguasai dunia dengan perpecahan internal. Titik balik ini juga menyelamatkan peradaban Islam yang tersisa dari kejatuhan di tengah Perang Salib.