Mitos Ras Arya Nazi, Siapa Sebetulnya Mereka dalam Sejarah Dunia?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 30 Oktober 2023 | 18:17 WIB
Adolf Hitler melanggengkan mitos bahwa ras Arya adalah orang kulit putih. Kenyatannya, klaim tersebut salah dalam kacamata sejarah dunia. Lantas, siapa sebenarnya orang Arya? (German Federal Archive/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Sebagai kanselir Jerman dari partai Nazi, Adolf Hitler percaya bahwa manusia yang sempurna adalah bangsa Jerman yang disebut sebagai "ras Arya". Dalam kampanyenya selama Perang Dunia II, istilah Arya disebutkan sebagai ras kulit putih dengan ciri-ciri bola mata biru dan berambut pirang.

Dalam kampanye Nazi-nya, konon ras Arya adalah yang paling unggul di antara umat manusia lainnya. Disebutkan bahwa Perang Dunia II ini bertujuan untuk membersihkan umat manusia dari ras non-Arya.

Kampanye ini menimbulkan diskriminasi ras yang meluas terhadap kalangan orang Yahudi dalam sejarah dunia. Namun uniknya, kesepakatan bersekutu membuat Nazi Jerman melunak soal pandangan rasialismenya dengan orang Jepang.

Terlepas dari imbasnya, siapakah sejatinya ras Arya itu? Sebetulnya penamaan ras Arya ini merupakan kesalahpahaman yang meluas di Eropa yang kemudian disalahgunakan dalam ideologi rasialis dalam sejarah dunia.

Ras Arya sebagai bangsa Jerman atau Nordik berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sebelumnya, nama Arya lebih merujuk pada penutur bahasa kuno yang menyebar dan memengaruhi bahasa di seluruh India.

Bangsa Arya ke India

Dalam sejarah dunia, masyarakat di India sudah membangun peradaban tingkat tinggi di Lembah Indus. Perkembangan peradaban mereka berlangsung sejak Zaman Perunggu pada 3300 SM dan memuncak pada 2000 SM. Secara kebangsaan, mereka berkulit lebih gelap yang mewariskan beberapa bahasa seperti Tamil, Telugu, dan Kannada.

Perkembangan peradaban ini bangkit bersama dengan peradaban Mesir kuno dan Mesopotamia. Bahkan, diyakini Peradaban Lembah Indus punya keunggulan yang lebih maju dibandingkan Mesir kuno dan Mesopotamia pada masanya dalam hal tertentu.

Sementara itu, bangsa Arya berasal dari penduduk nomaden di Iran prasejarah. Mereka bermigrasi ke India utara sekitar 1.500 SM. Ketika mereka datang ke anak benua India, penduduk yang sudah bermukim di sana menyebut mereka sebagai orang ārya.

Istilah ārya ini ada dalam bahasa Sansekerta yang kemudian diadopsi dalam bahasa Inggris sebagai Arya atau bangsa Arya (Aryan). Kata ini sebenarnya serumpun dalam bahasa Persia ērān yang merujuk suatu kawasan, kemudian diadopsi sebagai nama negara yang disebut Iran pada hari ini.

Diorama Peradaban Lembah Indus di Science City Kolkata. Peradaban Lembah Indus muncul sejak 3300 SM dan mencapai puncaknya sekitar 2000 SM. (Biswarup Ganguly/Wikimedia Commons)

Pegunungan Hindu Kush yang berada di sekitar Afganistan dan Pakistan adalah gerbang masuk bagi bangsa Arya. Mitos populer sejarah dunia mengatakan bahwa bangsa Arya adalah penjajah yang tidak dapat dihentikan dan menghancurkan peradaban Lembah Indus. Mitos ini bahkan dipakai dalam permasalahan rasial di India antara orang "Arya" dan "Dravida" hari ini.