Kedua, hal ini menunjukkan bahwa wilayah Kekaisaran Romawi ini lebih mementingkan perdagangan dan perniagaan daripada peperangan.
“Sejak tahun 1930-an, para sejarawan dan arkeolog telah memperdebatkan tujuan strategis atau politik dari sistem benteng ini, tetapi hanya sedikit sarjana yang mempertanyakan pengamatan dasar Poidebard bahwa ada garis benteng yang mendefinisikan perbatasan Romawi bagian timur,” kata Profesor Jesse Casana, penulis utama studi ini dan arkeolog di Dartmouth College.
Dengan semakin banyaknya citra satelit dari abad ke-20 yang tidak diklasifikasikan, semakin banyak penemuan arkeologi baru seperti ini yang dapat terjadi.
Misalnya, pada tahun 1997, pemerintah AS mendeklasifikasi ribuan foto yang diambil oleh pesawat mata-mata U-2 yang terbang melintasi dunia pada tahun 1950-an dan 1960-an.
Gambar-gambar citra satelit ini dikatakan memiliki resolusi yang lebih baik dibandingkan Google Earth dan berpotensi mengungkap segala jenis peninggalan arkeologis di masa lalu.
“Analisis yang cermat terhadap data yang kuat ini memiliki potensi besar untuk penemuan di masa depan di Timur Dekat dan sekitarnya,” tambah Casana.