Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani, Aphrodite dikenal sebagai dewi cinta utama yang berparas cantik. Ia membutuhkan banyak pembantu dalam melaksanakan tugasnya. Mereka disebut Erotes, yang diambil dari kata Yunani untuk cinta dalam bentuk jamak.
Erotes biasanya digambarkan sebagai pemuda telanjang dan bersayap yang diasosiasikan dengan cinta, seks, serta kesuburan.
“Jumlah Erotes bervariasi tergantung pada sumbernya, mulai dari tiga hingga lebih dari delapan,” tulis Sebastian Francisco Maydana, pada laman Symbol Sage
Meskipun mereka kadang-kadang digambarkan sebagai makhluk individu, Erotes juga digambarkan sebagai representasi simbolis dari cinta atau sebagai manifestasi Eros, dewa cinta. Ada juga beberapa nama dewa yang dianggap sebagai Erotes.
Aphrodite biasanya dianggap sebagai ibu dari semua Erotes, namun menurut Sebastian, hal ini sama sekali tidak akurat.
“Setidaknya satu, Hymenaios, bukanlah keturunan langsungnya, dan beberapa sumber mengindikasikan bahwa Pothos mungkin juga bukan putranya,” kata Sebastian.
Aphrodite adalah dewi kecantikan, seksualitas, dan cinta secara umum. Hesiod, dalam bukunya, menceritakan bahwa dia lahir dari alat kelamin Uranus, yang dipotong dan dibuang oleh putranya, Cronus, ke laut.
Selama Periode Klasik Yunani, dia menjadi salah satu dewi terpenting dalam jajaran dewa-dewi mereka. Dominasi yang dimiliki membawa dirinya mendapatkan tempat di Gunung Olympus, tempat singgasana Zeus berada.
Aphrodite membutuhkan rombongan yang cukup besar untuk memenuhi berbagai tanggung jawabnya, jadi dia secara permanen dikelilingi oleh banyak pembantu.
Himeros
Himeros adalah salah satu pelayan Aphrodite yang paling setia. Oleh karena itu, dia terlihat dalam banyak karya seni.
Himeros biasanya digambarkan sebagai pemuda bersayap, berotot. Pakaian khasnya adalah taenia, ikat kepala warna-warni yang biasanya dikenakan oleh atlet Yunani. Pasangannya dalam mitologi Romawi adalah Cupid.
Eros
Eros adalah dewa cinta dan hasrat seksual. Dia biasa membawa obor dan terkadang kecapi, bersama busur lengkap dengan anak panahnya.
Eros muncul dalam banyak mitos penting, termasuk mitos Apollo dan Daphne. Dalam beberapa kisah, ia berperan sebagai tokoh utama.
“Menurut kisah populer oleh Appuleius, Eros dipanggil oleh ibunya, Aphrodite untuk merawat seorang gadis manusia bernama Psyche,” kata Maydana.
Psyche memiliki rupa yang begitu cantik. Orang-orang mulai memujanya alih-alih Aphrodite. Hal inilah yang membuat sang dewi iri dan mencari cara untuk balas dendam.
“Dia meminta Eros untuk memastikan Psyche jatuh cinta pada pria yang paling hina dan rendah yang bisa dia temukan,” kata Maydana, “tetapi Eros tidak bisa menahan diri untuk tidak jatuh cinta pada Psyche.”
Alih-alih melaksanakan perintah Aphrodite, Eros malah mencintai Psyche secara diam-diam dalam kegelapan setiap malam. Dia melakukan ini agar Psyche tidak dapat mengenali wajahnya.
Kisah menjadi sedih saat suatu malam dia menyalakan lampu minyak untuk melihat kekasihnya. Setetes minyak mendidih jatuh ke wajah Eros, membakarnya dan membuatnya meninggalkan Psyche dengan rasa kecewa.
Anteros
Anteros adalah pembalas cinta kasih. Dia membenci mereka yang menghina cinta dan mereka yang tidak membalas cinta yang diterima. Dia ditampilkan dalam sebagian besar penggambarannya dengan berdiri di atas timbangan, melambangkan keseimbangan dan kesetaraan yang dia kejar.
“Anteros adalah putra Aphrodite dan Ares, dan beberapa catatan mengatakan bahwa dia diciptakan sebagai teman bermain Eros, yang kesepian dan tertekan setelah wajahnya terbakar,” kata Maydana.
Anteros dan Eros memiliki penampilan yang sangat mirip, meskipun Anteros memiliki rambut yang lebih panjang. Ia juga biasanya tidak menggunakan busur, lebih sering menggunakan tongkat emas.
Phanes
Dengan sayap emas, dan dikelilingi oleh ular, Phanes adalah salah satu dewa utama dalam tradisi Orfik. Menurut kosmogoni mereka, dia disebut Protogonus, atau anak sulung, karena dia dilahirkan dari telur kosmik.
Maydana menjelaskan, sebagai tambahan yang muncul belakangan dalam kelompok Erotes, beberapa ahli cenderung melihatnya sebagai perpaduan dari beberapa di antaranya.
“Sebagai contoh, sumber-sumber Orfik umumnya melaporkan bahwa dia adalah seorang androgini, seperti halnya Hermaphroditus. Dalam banyak representasi, dia sangat sulit dibedakan dengan Eros, karena mereka digambarkan dengan cara yang sama,” kata Maydana.
Hedylogos
Tidak banyak yang diketahui tentang Hedylogos. Ia jarang muncul dalam karya seni dan tidak ada sumber tekstual yang menyebutkan namanya.
Namun, beberapa vas Yunani menggambarkannya sebagai pemuda bersayap dan berambut panjang, menarik kereta kuda Aphrodite ditemani saudaranya, Pothos.
“Hedylogos berasal dari hedus (menyenangkan), dan logos (kata), dan dianggap sebagai dewa sanjungan dan pujian, yang membantu para kekasih menemukan kata-kata yang tepat yang diperlukan untuk menyatakan emosi mereka kepada orang yang mereka cintai,” kata Maydana.
Hymenaios atau Hymen
Dewa upacara pernikahan disebut Hymenaios. Namanya berasal dari nyanyian pujian yang dinyanyikan selama upacara pernikahan.
Ia membawa obor untuk menunjukkan kepada pengantin pria dan wanita jalan menuju kebahagiaan. Orang Yunani kuno percaya bahwa Hymenaios bertanggung jawab atas malam pernikahan yang menyenangkan.
Pothos
Terakhir, Pothos adalah dewa kerinduan akan cinta dan juga kerinduan akan seks. Seperti yang dijelaskan di atas, ia sering muncul dalam karya seni bersama Hedylogos.
Atributnya yang paling menonjol adalah selentingan. Dalam beberapa mitos, dia adalah putra Zephyrus dan Iris. Dalam mitos lainnya, ibunya adalah Aphrodite, dan ayahnya Dionisos.