Benarkah Richard III Pembunuh Pangeran Menara Sejarah Abad Pertengahan?

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 2 November 2023 | 06:00 WIB
Richard III adalah raja York terakhir di Inggris dalam sejarah Abad Pertengahan. (Public domain)

Nationalgeographic.co.idRichard III adalah raja York terakhir di Inggris dalam sejarah Abad Pertengahan. Naik takhta pada masa perselisihan sipil yang dikenal sebagai Perang Mawar, ia memerintah selama dua tahun yang singkat namun penuh gejolak dari tahun 1483.

Kematiannya pada pertempuran Bosworth pada tahun 1485 menandai berakhirnya Perang Mawar dan menandai dimulainya zaman Tudor. Banyak mitos yang bertahan tentang raja Plantagenet terakhir ini. Jenazahnya ditemukan di bawah tempat parkir mobil Leicester pada tahun 2012. 

Tiga tahun kemudian dia dimakamkan kembali di Katedral Leicester. Seperti apa kehidupan Richard III dalam sejarah Abad Pertengahan?

Meski pemerintahannya berumur pendek, penuh dengan drama, intrik politik, dan tuduhan tirani. Dalam sejarah Abad Pertengahan, nama "Richard III" sendiri digambarankan seorang penjahat bungkuk, perampas kekuasaan, dan orang yang diyakini sebagai pembunuh keponakan-keponakan mudanya, yang biasa disebut sebagai "Pangeran di Menara London". 

Di lain sisi, sosoknya juga dikenal sebagai seorang raja yang juga seorang reformis hukum, prajurit pemberani, dan dalam beberapa hal, menjadi korban propaganda Tudor.

Masa Kecil Richard III

Richard adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Richard Plantagenet, Adipati York, dan Cecily Neville. Dia lahir pada tanggal 2 Oktober 1452, di Kastil Fotheringhay, Northamptonshire, Inggris.

Kelahirannya terjadi pada saat Inggris berada di ambang konflik sipil yang menghancurkan yang dikenal sebagai Perang Mawar—serangkaian pertempuran yang memperebutkan kendali takhta Inggris antara Wangsa York dan Lancaster.

Dalam catatan sejarah Abad Pertengahan, kehidupan awal Richard dibentuk oleh latar belakang yang penuh gejolak ini, karena keluarganya sangat terlibat dalam perjuangan Yorkis.

Di masa kecilnya, ia menyaksikan ayah dan kakak laki-lakinya, Edmund, Earl of Rutland, kehilangan nyawa dalam perjuangan melawan faksi Lancastrian. 

Richard muda kemudian dikirim ke Belanda demi keselamatannya, bersama kakak laki-lakinya George.

Seiring bertambahnya usia, Richard, seperti saudara-saudaranya, terlibat dalam upaya keluarga untuk mengamankan takhta House of York.