Namun Pandora dikaruniai rasa ingin tahu yang sama besarnya dengan atribut lain yang diberikan kepadanya oleh para dewa. Pikirannya dipenuhi dengan pemikiran tentang apa yang tersimpan di dalamnya.
Dia tidak mengerti mengapa Zeus memberinya hadiah pernikahan tetapi tidak mengizinkannya melihatnya. Akhirnya, Pandora tidak bisa memikirkan hal lain selain membuka kotak itu dan mengungkap rahasianya – persis seperti yang direncanakan Zeus.
Keingintahuan Pandora Mengambil Alih
Pandora tidak tahan lagi. Ketika Epimetheus meninggalkan ruangan, Pandora akhirnya membuka kotak itu. Keluarlah aliran makhluk yang terdiri dari penyakit, kemiskinan, kesengsaraan, kesedihan, kematian, dan segala kejahatan dunia.
Pandora membanting tutupnya hingga tertutup, tapi sudah terlambat, seluruh isinya telah lolos kecuali satu benda kecil namun penting yang ada di bawah – Harapan.
Sebuah Inspirasi Artistik
Gambar Pandora mulai muncul pada tembikar Yunani sejak abad ke-5 SM. Drama kisah Pandora telah menjadi sumber inspirasi yang kaya bagi para penyair, dramawan, pelukis, dan pematung sepanjang sejarah.
Salah satu seniman yang terinspirasi oleh episode ini adalah Jean Cousin the Elder, seorang pelukis dan pengukir Perancis abad ke-16. Lukisannya Eva Prima Pandora yang berasal dari tahun 1540-an sekarang di Louvre dianggap sebagai mahakaryanya.
Lukisan ini menggambarkan seorang wanita telanjang sedang berbaring di pemandangan alam dengan kota di kejauhan.
Saat dia bertumpu pada tengkorak, dia memegang ranting apel di tangan kanannya, dan membiarkan seekor ular berputar di sekitar tangan kirinya. Tanda bertuliskan 'Eva Prima Pandora' yang mengisyaratkan kesalahan Pandora yang juga membawa dosa ke dunia.
Sosok perempuan ini dihubungkan dengan rayuan kewanitaan menyebabkan kejatuhan umat manusia. Pandangan yang memberatkan ini umum terjadi pada periode Renaisans dan mendapat bantahan pada abad-abad berikutnya.