Penghormatan orang Mesir terhadap hewan tidak hanya terbatas pada kucing saja. Mumi hewan peliharaan dari berbagai jenis telah ditemukan, termasuk rusa, babon, burung, dan bahkan ikan.
Mesir pada Periode Menengah Ketiga
Periode Kerajaan Baru Mesir ( sekitar 1570 - sekitar 1069 SM ) adalah masa kemakmuran dan pertumbuhan di setiap bidang peradaban. Ini adalah zaman Kerajaan Mesir di mana perbatasannya meluas dan perbendaharaan negara bertambah.
Namun, kemewahan dan kesuksesan era ini tidak dapat bertahan lama. Pada sekitar tahun 1069 SM, kekaisaran mulai runtuh dan negara ini memasuki apa yang kemudian disebut oleh para ahli sebagai Periode Menengah Ketiga Mesir (1069 - 525 SM).
Masa ini ditandai dengan kurangnya pemerintah pusat yang kuat, perang saudara, dan ketidakstabilan sosial.
Pada akhir Dinasti ke-22, Mesir terpecah belah oleh perang saudara. Pada masa Dinasti ke-23, negara ini terbagi antara raja-raja yang memerintah sendiri, dari Herakleopolis, Tanis, Hermopolis, Thebes, Memphis, dan Sais.
Dinasti ke-24 dan ke-25 kemudian disatukan di bawah kekuasaan Nubia. Tetapi negara ini tidak cukup kuat untuk menahan serangan bangsa Asyur yang pertama kali dipimpin oleh Esarhaddon pada tahun 671/670 SM, dan kemudian oleh Ashurbanipal pada tahun 666 SM.
Pada abad ke-7 SM, Kekaisaran Asyur runtuh dan Mesir memperoleh kembali sebagian besar kemerdekaannya. Meskipun bangsa Asyur telah diusir dari negara tersebut, Mesir tidak memiliki sumber daya untuk menahan kedatangan bangsa Persia.
Cambyses II & Amasis
Firaun Amasis dari Dinasti ke-26 adalah salah satu penguasa terbesar pada periode ini. Ia berhasil mengembalikan sebagian kejayaan dan prestise militer Mesir. Namun ia harus menghadapi invasi Persia setelah menghina Cambyses II.