Bagaimana Kehidupan Sehari-hari di Kekaisaran Jepang Abad Pertengahan?

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 6 November 2023 | 08:00 WIB
Status sosial perempuan di zaman Edo Kekaisaran Jepang dipandang rendah. ()

Perceraian selalu berpihak pada pria yang dapat memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya hanya dengan menulis surat kepada istrinya. Jika ada bukti perzinahan, maka sang istri bahkan dapat dieksekusi.

Karena seorang istri tidak memiliki jalan lain untuk mendapatkan perlindungan hukum, satu-satunya pilihan bagi banyak wanita adalah melarikan diri.

Pendidikan di Kekaisaran Jepang Abad Pertengahan

Anak-anak petani dan pengrajin diajari oleh orang tua mereka keterampilan praktis yang telah mereka peroleh melalui pekerjaan seumur hidup.

Mengenai pendidikan yang lebih formal, ini sebelumnya merupakan hak istimewa eksklusif keluarga bangsawan atau mereka yang bergabung dengan biara Buddha. 

Namun pada periode Abad Pertengahan, kelas samurai yang sedang naik daun mulai mendidik anak-anak mereka juga. Sebagian besar, mereka menitipkan anaknya di sekolah-sekolah yang ditawarkan oleh kuil-kuil Buddha. 

Para siswa mempelajari dua mata pelajaran yang sangat dekat dengan hati setiap prajurit: strategi militer dan filosofi Konfusianisme.

“Banyak samurai yang makmur juga mendirikan perpustakaan literatur klasik Tiongkok dan Jepang,” kata Mark. “Salah satu contoh yang terkenal adalah Perpustakaan Kanazawa, yang didirikan oleh Hojo Sanetoki pada tahun 1275 Masehi.”

Tablet tanah liat dengan prasasti sutra ini digali di Gundukan Sutra Komachizuka di Tanga, yang terletak di prefektur Mie, Jepang. Tablet ini berasal dari tahun 1174 Masehi. (James Blake Wiener/World History Encyclopedia)

Belanja di Kekaisaran Jepang Abad Pertengahan

Pasar berkembang di Jepang sejak abad ke-14 Masehi. Sebagian besar kota memiliki pasar mingguan atau tiga kali sebulan ketika para pedagang berkeliling di sekitar wilayah mereka.

Bahan makanan lebih banyak tersedia daripada sebelumnya, meningkat berkat perkembangan teknik dan alat pertanian. Barang-barang dibarter dengan barang lain, dan koin semakin banyak digunakan (meskipun sebenarnya diimpor dari Tiongkok).